2 Ton Sabu: Dewi Astutik, Kurir Narkoba Jaringan Fredy Pratama Ditangkap!

Posted on

Pelarian Dewi Astutik, gembong narkoba yang terlibat dalam penyelundupan 2 ton sabu ke Indonesia, akhirnya terhenti. Wanita yang menjadi buronan ini berhasil ditangkap di Kamboja dalam operasi gabungan yang melibatkan Badan Narkotika Nasional (BNN), Kepolisian Kamboja, KBRI Phnom Penh, Atase Pertahanan RI di Kamboja, serta Badan Intelijen Strategis (BAIS) TNI. Penangkapan Dewi Astutik dilakukan di Sihanoukville, Kamboja.

Dewi Astutik, yang berasal dari Ponorogo, Jawa Timur, memiliki peran sentral sebagai pengendali peredaran narkoba di Asia Tenggara, yang merupakan bagian dari jaringan Fredy Pratama.

Fredy Pratama, gembong narkoba yang dikenal dengan julukan “Pablo Escobar Indonesia,” hingga saat ini masih dalam pengejaran. Kuat dugaan Fredy Pratama bersembunyi di luar negeri, berpindah-pindah antara Thailand dan Kamboja untuk menghindari kejaran petugas.

BNN: Fredy Pratama-Dewi Astutik Dominasi Peredaran Narkoba di Golden Triangle

Dewi Astutik, tersangka utama dalam penyelundupan 2 ton sabu ke Indonesia, ditangkap di Kamboja pada Senin (1/12). Perannya sebagai pengendali peredaran narkoba di Asia Tenggara dalam jaringan Fredy Pratama menjadikannya target utama operasi ini.

Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN), Komjen Pol Suyudi Ario Seto, mengungkapkan bahwa Dewi dan Fredy adalah dua nama kunci asal Indonesia yang mendominasi peredaran narkoba di kawasan Golden Triangle, yang meliputi Thailand, Myanmar, dan Laos.

“Berdasarkan hasil analisis, terdapat dua nama utama asal Indonesia yang mendominasi kawasan Golden Triangle, yaitu Fredy Pratama dan PAR alias Dewi Astutik alias Kak Jinda alias Dinda,” ujar Suyudi dalam konferensi pers di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Selasa (2/12).

Suyudi menambahkan bahwa Dewi diduga kuat sebagai otak intelektual di balik penyelundupan 2 ton sabu yang digagalkan pada Mei 2025, yang melibatkan jaringan Golden Triangle. Ia juga terkait dengan beberapa kasus besar di tahun 2024 yang terhubung dengan jaringan Golden Crescent.

“Ia merupakan rekruter dari jaringan perdagangan narkotika Asia Afrika dan juga menjadi DPO dari negara Korea Selatan. Dan masuk dalam jaringan Golden Crescent yang sudah kita ungkap juga sebelumnya,” jelasnya.

Lebih lanjut, Suyudi menjelaskan tantangan dalam menangkap Dewi Astutik. “Kesulitannya karena yang bersangkutan ini satu bagian dari jaringan internasional yang selama ini berpindah dari negara ke negara lain,” ungkapnya.

“Namun, berkat kerja sama yang baik dengan pemerintah Kamboja, kami berhasil menemukan titik keberadaan yang bersangkutan dan melakukan penangkapan secara kolaboratif antara Indonesia dan Kamboja,” jelasnya.

Dewi Astutik Penyelundup 2 Ton Sabu Tiba di RI: Tangan Terborgol- Dikawal BNN

Dewi Astutik alias Mami tiba di Bandara Soekarno-Hatta (Soetta) pada Selasa (2/12) malam.

Wanita yang merupakan bagian dari jaringan narkoba Golden Triangle itu terlihat turun dari pesawat dengan mengenakan kaus putih dan celana panjang. Ia mengenakan masker hitam saat turun dari pesawat.

Tangan Dewi terborgol dengan kabel ties berwarna putih. Ia berjalan dikawal ketat oleh anggota BNN pria dan wanita.

Dewi akan menjalani pemeriksaan intensif untuk mengungkap alur pendanaan, logistik, dan pihak-pihak yang terlibat dalam jaringan internasional yang beroperasi ke sejumlah negara.

Diketahui, Dewi meninggalkan Indonesia menuju Kamboja pada tahun 2023. Wanita berusia 43 tahun ini juga pernah bekerja sebagai Tenaga Kerja Wanita (TKW) di Taiwan.

Dewi ditetapkan sebagai buronan sejak tahun 2024, setelah polisi berhasil mengungkap kasus penyelundupan narkotika jenis sabu sejak tahun 2024, hingga yang terbesar pada Mei 2025 dengan total 2 ton atau senilai Rp 5 triliun.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *