Longsor Cilacap: 6 Tewas, 17 Hilang, Pencarian Hari Ketiga Intensif

Posted on

Operasi pencarian korban tanah longsor di Desa Cibeunying, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, menunjukkan kemajuan signifikan pada hari ketiga, Sabtu (15/11), ketika tim Search and Rescue (SAR) gabungan berhasil mengevakuasi tiga jenazah lagi. Penemuan ini menambah daftar korban meninggal menjadi enam orang, sementara harapan untuk menemukan belasan lainnya yang masih hilang terus menyala di tengah upaya pencarian yang tak kenal lelah. Ketiga korban terakhir yang ditemukan – Muhammad Hafiz (6), Nurisnaini (30), dan Asmanto (70) – berhasil diidentifikasi setelah ditemukan di lokasi yang sama, worksite A2, dengan rentang waktu penemuan yang berdekatan pada pagi hingga siang hari.

Deputi Penanganan Darurat BNPB, Mayjen TNI Budi Irawan, menegaskan komitmen penuh dalam operasi pencarian korban tanah longsor ini. Dalam konferensi pers di Desa Cibeunying, Budi Irawan menyatakan, “Alhamdulillah, kita kembali menemukan tiga jenazah sehingga tersisa 17 korban lagi. Kita bekerja maksimal.” Ia menggarisbawahi tantangan besar yang dihadapi tim di lapangan; material longsor yang menimbun korban mencapai kedalaman 3 hingga 8 meter, menjadikan proses evakuasi semakin rumit. Untuk mengatasi medan yang sulit ini, penambahan alat berat menjadi prioritas utama. Dari awalnya hanya dua unit, kini tujuh alat berat telah dikerahkan, dan targetnya akan ditingkatkan hingga 12 unit demi mempercepat penggalian dan memperluas area pencarian secara signifikan.

Dengan kondisi cuaca yang kerap tak menentu, harapan besar disematkan agar langit tetap bersahabat demi kelancaran proses evakuasi. Selain pencarian korban, BNPB memastikan bahwa seluruh kebutuhan dasar warga terdampak telah terpenuhi. Penanganan pascabencana juga menjadi fokus utama, selaras dengan arahan Presiden yang menekankan bahwa penanganan korban harus tuntas, mencakup tidak hanya aspek pencarian, tetapi juga penyediaan hunian sementara yang layak bagi warga yang rumahnya hancur dan tidak lagi dapat dihuni.

Kepala Kantor SAR Cilacap, Muhammad Abdullah, merinci strategi operasi SAR gabungan yang telah membagi area pencarian menjadi dua sektor utama, Sektor A dan Sektor B, untuk meningkatkan efektivitas. Sektor A sendiri terbagi menjadi tiga worksite (A1, A2, A3), sementara Sektor B meliputi worksite B1 dan B2. Abdullah membenarkan bahwa worksite A2 menjadi titik fokus penemuan pada hari ketiga; di sana, dua korban pertama berhasil dievakuasi dalam kondisi meninggal dunia. Kemudian, sekitar pukul 11.37 WIB, sebuah bagian tubuh korban kembali ditemukan dari lokasi yang sama, menandakan keberlanjutan upaya di area tersebut.

Proses evakuasi jenazah di lokasi menjadi sangat bergantung pada penggunaan ekskavator, mengingat material longsor yang amat tebal dan kondisi tanah yang masih labil, berisiko memicu longsor susulan. Setelah berhasil diangkat dari timbunan, seluruh jenazah yang ditemukan segera dilarikan ke RSUD Majenang. Di sana, tim medis dan identifikasi akan melakukan pemeriksaan lebih lanjut untuk memastikan identitas korban dan proses penanganan yang sesuai.

Operasi SAR gabungan ini mendapatkan sokongan penuh dan masif dari berbagai pihak. Mulai dari pengerahan anjing pelacak andal dari TNI, Polri, dan Basarnas, hingga penggunaan pompa alkon dan alat berat dari BNPB, serta dukungan personel potensi SAR dan berbagai instansi pemerintah. Seluruh elemen bersatu padu dalam satu misi. “Tim SAR gabungan masih terus melanjutkan pencarian di titik-titik yang sudah dipetakan,” tegas Abdullah, “Kami akan bekerja sampai seluruh korban ditemukan.” Pencarian akan terus diintensifkan selama kondisi cuaca dan medan memungkinkan, dengan prioritas utama untuk secepatnya menemukan para korban yang masih dinyatakan hilang.

Mengingat kembali kronologi, bencana tanah longsor yang mengguncang Desa Cibeunying ini terjadi pada Kamis (13/11) sekitar pukul 19.00 WIB. Peristiwa nahas tersebut menimbun sejumlah rumah warga di Dusun Tarukahan dan Dusun Cibuyut. Berdasarkan pendataan awal, total 46 jiwa terdampak, dengan rincian 23 orang selamat, dua dinyatakan meninggal dunia, dan 21 lainnya masih dilaporkan hilang.

Tak hanya korban jiwa, tiga warga, yakni Maya, Haryanto, dan Andi, juga mengalami luka-luka dan kini mendapatkan perawatan intensif di RSUD Majenang. Dampak material longsor pun sangat parah; tercatat 12 rumah rusak berat, 16 rumah lainnya terancam ambruk, dan area permukiman seluas 6,5 hektare tertimbun. Bencana ini juga menyebabkan penurunan tanah sedalam 2 meter dan retakan sepanjang 25 meter, menunjukkan skala kerusakan yang masif.

Dengan perkembangan terbaru hingga Sabtu pukul 12.00 WIB, jumlah total korban meninggal dunia yang berhasil ditemukan telah mencapai enam orang. Angka ini menyisakan 17 warga lainnya yang masih terus dalam pencarian korban, menyiratkan bahwa operasi SAR gabungan di Cilacap masih jauh dari usai.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *