caristyle.co.id, JAKARTA — Harga buyback emas Antam menunjukkan tren positif dengan kenaikan dua digit sepanjang tahun 2025.
Menurut data dari Logam Mulia, harga buyback emas Antam mengalami kenaikan sebesar Rp3.000, mencapai Rp2.212.000. Angka ini mencerminkan penguatan signifikan sebesar 62,05% sejak awal tahun.
Penting untuk dipahami bahwa harga buyback emas Antam menjadi acuan utama bagi PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) dalam membeli kembali emas Antam dengan ukuran 1 gram.
Sebelumnya, harga buyback emas Antam sempat mencetak rekor tertinggi baru pada periode September hingga Oktober 2025. Rekor tertinggi sepanjang masa (all time high/ATH) tercatat pada 21 Oktober 2025, mencapai Rp2.336.000.
Secara sederhana, buyback emas adalah proses penjualan kembali emas, baik dalam bentuk logam mulia, batangan, maupun perhiasan. Biasanya, harga buyback akan lebih rendah dibandingkan harga jual saat itu.
Meskipun demikian, buyback emas tetap berpotensi memberikan keuntungan, terutama jika terdapat selisih harga yang cukup besar antara harga jual awal dan harga buyback.
Baca Juga: Proyeksi Bisnis Emas Antam (ANTM) 2025â2026 dan Tren Harga Logam Mulia 2025
Perlu diperhatikan, sesuai dengan PMK No. 34/PMK.10/2017, penjualan kembali emas batangan ke Antam dengan nilai di atas Rp10 juta akan dikenakan PPh 22 sebesar 1,5 persen bagi pemegang NPWP dan 3 persen bagi yang tidak memiliki NPWP. PPh 22 atas transaksi buyback ini akan dipotong langsung dari total nilai buyback.
Secara umum, pergerakan harga buyback emas Antam dan harga emas Antam ukuran 1 gram selaras dengan dinamika harga logam mulia di pasar global.
Baca Juga: Harga Emas Global Hari Ini (17/11) Naik imbas Harapan Penurunan Bunga The Fed Redup
Dalam riset harian yang dirilis pada Senin (17/11/2025), Analis Dupoin Futures Indonesia, Andy Nugraha, menyampaikan analisis teknikalnya. Ia menyebutkan bahwa kombinasi pola candlestick dan indikator Moving Average mengindikasikan melemahnya tren bullish untuk harga emas di pasar spot.
Dengan kondisi ini, Andy memprediksi bahwa jika tekanan bearish terus berlanjut, harga emas berpotensi turun menuju area US$4.038 sebagai level support terdekat.
Namun, jika harga emas mampu rebound dan gagal melanjutkan penurunan, ada peluang koreksi yang bisa membawa emas kembali naik ke kisaran US$4.145, yang saat ini menjadi level resistance penting bagi para buyer.
Dari sisi fundamental, Andy menambahkan bahwa kondisi pasar global saat ini memberikan sentimen campuran bagi emas. Logam mulia ini cenderung menguat di tengah ketidakpastian ekonomi dan suku bunga rendah.
“Namun, potensi penguatan emas tampaknya terbatas karena pernyataan hawkish dari pejabat The Fed belakangan ini terus menekan ekspektasi pemangkasan suku bunga pada Desember,” jelasnya.
Dupoin mencatat bahwa peluang pemangkasan suku bunga sebesar 25 bps pada pertemuan Desember kini menurun menjadi 54%, lebih rendah dibandingkan 62,9% pada pekan sebelumnya. Penurunan probabilitas ini menunjukkan bagaimana pasar mulai merespons sinyal hawkish dari The Fed dengan lebih serius.
“Kenaikan imbal hasil obligasi pemerintah AS turut membatasi ruang gerak emas. Imbal hasil Treasury 10 tahun naik 2,5 basis poin menjadi 4,10%, sementara imbal hasil riil AS juga meningkat hampir tiga basis poin menuju 1,862%, menambah tekanan bagi emas yang tidak menawarkan imbal hasil,” pungkasnya.



