caristyle.co.id – JAKARTA. Di tengah tantangan global yang kian kompleks, Wakil Presiden (Wapres) RI, Gibran Rakabuming, menyerukan penguatan solidaritas dan kepemimpinan global yang tegas. Seruan ini menjadi krusial untuk menghadapi krisis multidimensi yang terus membayangi dunia.
Pesan penting ini disampaikan Wapres Gibran saat memberikan pernyataan nasional pada sesi Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Johannesburg Expo Centre (NASREC), Afrika Selatan, pada hari Sabtu, 22 November 2025. Kehadiran Gibran di forum internasional ini menegaskan komitmen Indonesia dalam mencari solusi global.
Dalam sesi kedua KTT yang bertema “A Resilient World – The G20’s Contribution”, Gibran menegaskan dukungan penuh Indonesia terhadap kepemimpinan Afrika Selatan. Fokus utama dukungan ini adalah memperkuat ketahanan energi, air, dan pangan, yang dianggap sebagai fondasi utama bagi pembangunan berkelanjutan. Ketahanan di tiga sektor ini menjadi kunci untuk menciptakan dunia yang lebih stabil dan makmur.
“Di berbagai belahan dunia, krisis semakin intensif. Solidaritas global dan kepemimpinan yang tegas diperlukan untuk mengatasinya,” tegas Gibran, seperti yang tertulis dalam keterangan resminya pada Minggu, 23 November 2025. Pernyataan ini menjadi penekanan akan pentingnya kerja sama internasional dalam menghadapi tantangan yang ada.
Gibran di KTT G20: Indonesia Dorong Ekonomi Inklusif dan Pembiayaan Adil
Lebih lanjut, Gibran menjelaskan bahwa bagi Indonesia, ketahanan pangan bukan sekadar agenda ekonomi, melainkan sebuah kebutuhan mendasar bagi seluruh rakyat. Ia menyoroti perhatian besar Presiden Prabowo terhadap isu ini, yang menempatkan ketahanan pangan dan penyediaan makanan bergizi gratis bagi 80 juta pelajar dan ibu hamil sebagai investasi strategis bangsa. Program ini diharapkan dapat memberikan dampak positif jangka panjang bagi kualitas sumber daya manusia Indonesia.
Inisiatif strategis ini, lanjutnya, akan mendorong penggunaan produk lokal, memberdayakan petani dan peternak, sekaligus memperluas kegiatan ekonomi di berbagai sektor. Dengan demikian, program ketahanan pangan ini tidak hanya menyelesaikan masalah kelaparan, tetapi juga memberikan dorongan ekonomi bagi masyarakat lokal.
Sebagai negara kepulauan yang terletak di Cincin Api Pasifik, Indonesia memiliki pengalaman unik dalam menghadapi bencana alam. Gibran menjelaskan bahwa Indonesia menghadapi lebih dari 3.000 bencana setiap tahunnya. Pengalaman pahit ini membentuk pendekatan Indonesia dalam mempromosikan ketahanan berkelanjutan, sebuah kerangka kerja yang menyinergikan pembangunan manusia, pertumbuhan ekonomi, dan perlindungan lingkungan.
“Bagi Indonesia, ketahanan bukanlah slogan, melainkan kenyataan sehari-hari,” tegas Wapres Gibran. Ketegasan ini mencerminkan betapa pentingnya isu ketahanan bagi Indonesia, mengingat kerentanannya terhadap berbagai bencana alam.
Selain isu ketahanan, Gibran juga menyoroti krisis kemanusiaan yang masih berlangsung di berbagai belahan dunia, seperti Gaza, Ukraina, Sudan, dan Sahel. Ia menegaskan bahwa banyak tragedi yang terjadi saat ini bukan semata-mata disebabkan oleh fenomena alam, melainkan akibat tindakan manusia. Oleh karena itu, penanganan krisis kemanusiaan membutuhkan pendekatan yang lebih komprehensif dan bertanggung jawab.
Gibran Berangkat ke Afrika Selatan untuk Hadiri Acara KTT G20
Menurutnya, tragedi-tragedi ini mengingatkan kita untuk menempatkan kemanusiaan di jantung tata kelola global. Ia menekankan bahwa dunia tidak boleh menormalisasi penderitaan yang sebenarnya dapat dicegah. Prinsip kemanusiaan harus menjadi landasan dalam setiap pengambilan keputusan global.
Menutup pernyataannya, Gibran menegaskan bahwa sebagai forum yang mewakili 85% PDB dunia, G20 memiliki tanggung jawab moral untuk memberi teladan. Pertumbuhan dan ketahanan, menurutnya, harus berjalan beriringan demi menghadirkan harapan, kemakmuran, dan keadilan bagi semua. G20 memiliki kekuatan untuk memimpin perubahan positif bagi dunia.
Sebagai informasi, G20 merupakan forum kerja sama ekonomi yang terdiri dari 19 negara dan Uni Eropa, yang secara kolektif mewakili mayoritas perekonomian global. Pada KTT G20 Johannesburg tahun ini, para pemimpin dunia berkumpul untuk memperkuat kolaborasi internasional dalam menjawab tantangan global yang semakin kompleks. Diharapkan, KTT ini dapat menghasilkan solusi konkret untuk mengatasi berbagai permasalahan global.



