caristyle.co.id JAKARTA. Harga emas batangan diprediksi terus merangkak naik hingga akhir tahun ini. Sentimen utama yang mendorong penguatan ini adalah ekspektasi pasar terhadap penurunan suku bunga acuan oleh bank sentral Amerika Serikat, The Federal Reserve (The Fed).
Menurut pantauan dari situs Logam Mulia pada Minggu (30/11/2025), harga emas batangan bersertifikat keluaran PT Aneka Tambang Tbk (Antam) berada di level Rp 2.413.000 per gram. Sementara itu, di pasar global, Trading Economics mencatat harga emas dunia saat ini bertengger di US$ 4.217 per troi ons.
Ibrahim Assuaibi, seorang Pengamat Komoditas, memproyeksikan bahwa PT Freeport Indonesia akan merevisi rencana produksi emasnya. Hal ini menyusul insiden luncuran material basah yang terjadi beberapa waktu lalu di area tambang bawah tanah Grasberg Block Cave (GBC).
Harga Emas Akhir Pekan Sentuh Level Tertinggi dalam Sebulan Terakhir
Ibrahim menambahkan, terganggunya produksi Freeport berpotensi mempengaruhi pasokan emas ke Antam. “Masalahnya, permintaan logam mulia di Indonesia cukup tinggi, sementara ketersediaan barangnya terbatas,” jelas Ibrahim pada hari Minggu (30/11).
Tiffani Safinia, Research & Development ICDX, menuturkan bahwa sentimen pasar yang paling berpengaruh terhadap harga emas saat ini adalah ekspektasi dovish, yaitu keyakinan yang semakin kuat bahwa The Fed akan memangkas suku bunga pada pertemuan yang dijadwalkan pada 9–10 Desember.
Menurutnya, probabilitas pemangkasan suku bunga kini melonjak signifikan menjadi sekitar 85%, jauh lebih tinggi dibandingkan hanya 30% pada pekan sebelumnya, berdasarkan data CME FedWatch.
“Ekspektasi ini semakin diperkuat oleh komentar dovish dari sejumlah pejabat The Fed, termasuk Mary Daly dan Christopher Waller. Selain itu, spekulasi mengenai Kevin Hassett, kandidat kuat untuk posisi Ketua The Fed berikutnya, yang diyakini memiliki pandangan sejalan dengan kebijakan suku bunga rendah, juga turut mendorong sentimen positif terhadap emas,” papar Tiffani.
Daftar Harga Emas Antam Hari Ini (29/11): Naik Rp 30.000 menjadi Rp 2.413.000 per gram
Dari sisi makroekonomi, Tiffani melihat bahwa serangkaian data ekonomi AS memberikan ruang yang lebih luas bagi pelonggaran kebijakan moneter. Penurunan tingkat kepercayaan konsumen pada bulan November, klaim pengangguran yang masih fluktuatif, serta indikasi perlambatan ekonomi secara keseluruhan, memperkuat persepsi bahwa pemotongan suku bunga semakin mungkin dilakukan.
Lebih lanjut, tekanan pelemahan pada nilai tukar dolar AS juga memberikan dukungan tambahan bagi harga logam mulia. Kondisi ini terjadi di tengah likuiditas perdagangan yang lebih tipis akibat libur Thanksgiving di Amerika Serikat.
Selain faktor suku bunga, dinamika geopolitik global juga turut memperkuat daya tarik emas sebagai aset safe haven. Minimnya progres dalam upaya mencapai gencatan senjata antara Rusia dan Ukraina, serta meningkatnya ketegangan antara Tiongkok dan Jepang, mempertahankan minat investor terhadap aset-aset yang dianggap aman di tengah ketidakpastian.
Harga Emas Spot Ditutup Menguat Pekan Ini, Didorong Ekspektasi Penguatan Suku Bunga
Tren pembelian emas yang berkelanjutan oleh bank-bank sentral di seluruh dunia juga semakin memperkuat potensi penguatan harga emas dalam jangka pendek.
Secara teknikal, Tiffani memproyeksikan level support terdekat untuk harga emas berada di kisaran US$ 4.144 hingga US$ 4.130. Sementara itu, resistance terdekat terletak di US$ 4.170 hingga US$ 4.182.
Sementara itu, Ibrahim memprediksi harga emas di akhir tahun 2025 berpotensi mencapai US$ 4.410 per troi ons. Sedangkan untuk harga emas batangan Antam, ia memperkirakan dapat mencapai level Rp 2.700.000 per gram.



