IHSG Desember: Peluang Santa Claus Rally Menguat, Saatnya Beli Saham?

Posted on

caristyle.co.id – JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menunjukkan sinyal positif dan diperkirakan akan melanjutkan tren penguatannya sepanjang Desember 2025.

Pada penutupan perdagangan Senin (1/12/2025), IHSG berhasil menguat 0,47% dan mencapai level 8.548,78 di Bursa Efek Indonesia (BEI). Penguatan ini memperkuat optimisme pasar terhadap kinerja saham di akhir tahun.

Dalam kurun waktu satu bulan terakhir, IHSG telah mencatatkan penguatan sebesar 3,31%. Lebih впечатляющий lagi, secara year-to-date (YTD), indeks kebanggaan Indonesia ini telah melesat 20,75% sepanjang tahun 2025.

Sinergi Inti Andalan (INET) Anggarkan Capex Rp 4,2 Triliun pada 2026, Cek Prospeknya

Menurut riset yang dilakukan oleh BRI Danareksa Sekuritas, IHSG memiliki probabilitas kenaikan yang cukup tinggi, mencapai 80% pada bulan Desember dalam 10 tahun terakhir. Data historis ini memberikan keyakinan bagi para investor.

Secara historis, bulan Desember memang dikenal sebagai salah satu periode paling bullish dalam kalender investasi. Sentimen positif ini seringkali dimanfaatkan oleh para pelaku pasar.

“Momentum window dressing, Santa Claus rally, dan derasnya arus dana asing di akhir tahun menjadi katalis yang biasanya memicu performa positif pasar,” demikian bunyi riset BRI Danareksa Sekuritas pada Senin (1/12).

Beberapa saham bahkan memiliki probabilitas kenaikan yang sama tingginya, yakni 80%, pada bulan Desember dalam satu dekade terakhir. Saham-saham tersebut antara lain PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Bukit Asam Tbk (PTBA), PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF), dan PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS).

“Dengan kombinasi probabilitas IHSG yang tinggi dan reliabilitas saham-saham pilihan tersebut, Desember menjadi periode yang sangat menarik untuk menerapkan strategi trading berbasis seasonality,” lanjut riset tersebut, memberikan rekomendasi bagi para investor.

Dari sisi global, peluang pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve (The Fed) pada Desember 2025 semakin nyata, meningkat menjadi 79–80%. Angka ini jauh lebih tinggi dibandingkan awal bulan yang hanya berada di kisaran 40%.

“Apabila pemangkasan suku bunga benar-benar terjadi, IHSG berpotensi mengalami penguatan yang signifikan berkat derasnya aliran dana asing, stabilnya nilai tukar rupiah, dan dorongan positif pada sektor-sektor yang sensitif terhadap suku bunga, seperti properti dan perbankan,” jelas riset tersebut.

Semua Jenis Reksadana Kompak Cetak Return Positif, Reksadana Ini Paling Unggul

Prospek Pergerakan IHSG Menurut Analis

David Kurniawan, Equity Analyst PT Indo Premier Sekuritas (IPOT), mengungkapkan bahwa IHSG telah mencatatkan reli yang signifikan sepanjang tahun 2025. Kinerja impresif ini menjadi modal penting untuk menghadapi bulan Desember.

Memasuki Desember, terdapat dua sentimen utama yang akan menjadi mesin pendorong pasar, yaitu fenomena window dressing dan Santa Claus rally, serta ekspektasi pelonggaran kebijakan moneter secara global dan regional.

“Kedua sentimen tersebut berpotensi kuat menarik dana asing untuk masuk ke pasar emerging markets, termasuk Indonesia,” ujarnya kepada Kontan, menjelaskan daya tarik pasar saham Indonesia.

Namun, David juga mengingatkan para investor untuk mewaspadai risiko eksternal, seperti ketidakpastian suku bunga global, inflasi, penguatan dolar AS, serta kondisi overbought setelah mengalami kenaikan yang signifikan.

“Ekspektasi kami, investor akan lebih berhati-hati dalam mengambil keputusan menjelang tahun 2026,” kata David, menyarankan kehati-hatian dalam berinvestasi.

Ia memproyeksikan bahwa IHSG akan bergerak sideways pada rentang 8.450–8.650 sepanjang bulan Desember 2025.

Indah Kiat (INKP) Tancap Gas Masuk 2026, Ekspansi dan Harga Pulp Jadi Katalis

Proyeksi KISI: IHSG Bisa Tembus 8.800

Kepala Riset Korea Investment & Sekuritas Indonesia (KISI), Muhammad Wafi, juga melihat adanya peluang penguatan IHSG pada bulan Desember. Optimisme ini didukung oleh potensi pelonggaran kebijakan moneter oleh The Fed, kuatnya likuiditas domestik, dan rotasi investasi di akhir tahun.

Secara realistis, IHSG diperkirakan akan bergerak di rentang 8.550–8.800 dan masih memiliki potensi untuk naik lebih tinggi jika fenomena Santa Claus rally dan window dressing berlangsung dengan kuat.

Meskipun demikian, ia mengingatkan para investor untuk mewaspadai risiko profit taking pada saham-saham big caps serta tensi geopolitik global yang dapat memengaruhi pasar.

Cermati Rekomendasi Saham Teknikal, Selasa (2/12/2025): AUTO, TLKM, NICL

Sektor Penopang dan Rekomendasi Saham

David berpendapat bahwa penguatan IHSG hingga saat ini masih ditopang oleh saham-saham konglomerasi dengan valuasi premium. Kinerja saham-saham ini menjadi kunci bagi pergerakan indeks.

Jika penguatan ini dibarengi dengan perbaikan kinerja emiten bluechip, maka level IHSG di 9.000 dinilai sangat mungkin untuk dicapai. Sinergi antara saham konglomerasi dan bluechip akan menjadi kekuatan pendorong yang signifikan.

Sektor-sektor yang berpotensi mencatatkan kinerja baik sepanjang Desember 2025 meliputi:

  • Konsumer dan ritel, didorong oleh peningkatan belanja di akhir tahun.
  • Properti dan real estate, seiring dengan ekspektasi suku bunga yang lebih bersahabat.
  • Perbankan dan finansial, didukung oleh potensi kenaikan kredit konsumsi dan properti.

Bumi Resources (BUMI) Incar Penjualan Batubara 78 Juta Ton di 2026

Sebaliknya, sektor-sektor siklikal berbasis ekspor dan komoditas dinilai rentan terhadap tekanan akibat gejolak global. Ketidakpastian ekonomi global dapat memengaruhi kinerja sektor-sektor ini.

“Saham-saham dengan valuasi tinggi dan bersifat spekulatif juga rentan terhadap koreksi jika risiko pasar meningkat atau terjadi aksi profit taking,” imbuh David, menekankan pentingnya kehati-hatian dalam memilih saham.

Ia merekomendasikan untuk membeli saham-saham berikut:

  • UNVR — target Rp 3.000
  • MYOR — target Rp 2.700
  • INDF — target Rp 11.200

Marak Emiten Ganti Pengendali, Intip Prospek dan Rekomendasi Sahamnya

Sementara itu, Wafi memproyeksikan bahwa penopang IHSG akan berasal dari sektor teknologi, industrial, infrastruktur, serta komoditas seperti emas dan nikel. Sektor-sektor ini diharapkan menjadi motor penggerak utama.

Sektor yang berpotensi menjadi pemberat adalah perbankan dan consumer staples yang belum menunjukkan adanya perbaikan permintaan. Lemahnya permintaan di sektor-sektor ini dapat menahan laju IHSG.

Berikut adalah rekomendasi saham dari Wafi untuk bulan Desember 2025:

  • TOWR — target Rp 700
  • ISAT — target Rp 2.800
  • ACES — target Rp 780
  • CPIN — target Rp 5.700
  • HRUM — target Rp 1.100
  • ARTO — target Rp 3.300
  • DNAR — target Rp 300

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *