
caristyle.co.id – JAKARTA. PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk (SSMS) menargetkan pertumbuhan produksi double digit yang ambisius pada tahun 2026. Guna mencapai target tersebut, perusahaan kelapa sawit ini menjalankan sejumlah strategi kunci, termasuk menuntaskan akuisisi PT Sawit Mandiri Lestari (SML) pada 24 November 2025.
Langkah akuisisi ini menjadi sorotan karena SSMS membeli 98.328 saham SML dari PT Citra Borneo Indah (CBI) dengan nilai transaksi yang mencapai Rp 1,6 triliun.
Direktur Utama PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk, Jap Hartono, menjelaskan bahwa transaksi ini merupakan bagian dari transaksi afiliasi. CBI sendiri merupakan induk usaha dari SSMS dan juga pemegang saham mayoritas dengan kepemilikan sebesar 62,30%.
Sawit Sumbermas (SSMS) Beri Pinjaman Rp 600 Miliar ke Perusahaan Afiliasi
Pendanaan untuk akuisisi strategis ini diperoleh dari fasilitas pinjaman sindikasi bank, yang tertuang dalam Akta Perjanjian Kredit Sindikasi No. 17 dan Akta Perjanjian Line Facility Pembiayaan Sindikasi Musyarakah No. 18, keduanya bertanggal 18 November 2025.
“Aksi akuisisi ini sejalan dengan strategi ekspansi dan keberlanjutan SSMS, didukung oleh fundamental perusahaan yang sehat serta rencana ekspansi yang matang,” ungkap Jap dalam keterangan resminya pada Senin, 24 November 2025.
Sebagai informasi, SML adalah perusahaan perkebunan kelapa sawit yang telah beroperasi secara komersial di Kalimantan Tengah. Dengan areal perkebunan seluas 11.046 hektare (ha), SML menawarkan potensi signifikan untuk memperkuat rantai pasok, meningkatkan efisiensi operasional, dan memperluas jangkauan bisnis SSMS di industri kelapa sawit yang strategis.
Lokasi kebun SML yang berdekatan dengan wilayah operasional SSMS, serta umur tanaman yang relatif muda, diharapkan dapat mendongkrak produksi kelapa sawit SSMS dan mempercepat ekspansi geografis perusahaan, yang pada akhirnya akan berkontribusi pada peningkatan kinerja di masa mendatang.
Sebelum menyelesaikan akuisisi ini, SSMS juga berhasil memperoleh fasilitas pembiayaan sindikasi maksimal sebesar Rp 5,2 triliun dari perbankan pada 18 November 2025, dengan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) bertindak sebagai pemimpin sindikasi.
Dana sindikasi ini akan dialokasikan untuk berbagai keperluan strategis, termasuk refinancing, pengembangan perkebunan, investasi infrastruktur, pembiayaan keberlanjutan, akuisisi saham SML, serta penguatan modal kerja SSMS.
Selain itu, perseroan juga baru-baru ini melakukan perubahan dalam susunan direksi, termasuk pengangkatan Chief Sustainability Officer (CSO). Langkah ini menegaskan komitmen SSMS terhadap keberlanjutan dan penguatan praktik Environmental, Social & Governance (ESG).
Sawit Sumbermas (SSMS) Resmi Akuisisi Saham SML Rp1,6 Triliun, Ini Rekomendasi Analis
“Aksi korporasi akuisisi PT SML ini memperkuat rantai pasok dan meningkatkan efisiensi operasional SSMS, khususnya di wilayah Kalimantan Tengah, sejalan dengan visi ekspansi jangka panjang perusahaan,” jelas Jap Hartono.
Saat ini, SSMS mengelola 23 perkebunan kelapa sawit dengan total luas area mencapai sekitar 115.584 ha. Operasional perusahaan didukung oleh 8 Pabrik Kelapa Sawit (PKS) dengan total kapasitas olah sebesar 540 ton per jam, 1 Pabrik Kelapa Sawit (KCP) berkapasitas 180 ton per hari, serta 1 unit Pembangkit Listrik Tenaga Biogas (PLTBg) berkapasitas 1,5 Megawatt.
Setiap wilayah operasional SSMS dilengkapi dengan fasilitas pabrik kelapa sawit (PKS) yang strategis, untuk memastikan efisiensi biaya produksi dan menjaga kualitas Crude Palm Oil (CPO) yang dihasilkan.
Dengan sistem distribusi pabrik yang merata, SSMS mampu meminimalisasi waktu dan biaya transportasi dari kebun ke pabrik, sekaligus mempertahankan kualitas CPO yang menjadi produk unggulannya.
Sebagai bagian dari strategi integrasi vertikal, melalui entitas anak PT Citra Borneo Utama (CBUT), SSMS juga melakukan pengolahan lanjutan terhadap CPO menjadi beragam produk turunan kelapa sawit.
Kinerja SSMS Semester I 2025 Tumbuh Double Digit, Simak Rekomendasi Analis
Fasilitas hilir yang dimiliki SSMS meliputi pabrik penyulingan dan fraksinasi dengan kapasitas 2.500 ton per hari, serta Pabrik Penghancur Inti (Kernel Crushing Plant/KCP) berkapasitas 600 ton per hari.
Produk-produk utama yang dihasilkan mencakup RBD Palm Olein, RBD Stearin, RBD Palm Oil (RBDPO), Palm Fatty Acid Distillate (PFAD), Crude Palm Kernel Oil (CPKO), Palm Kernel Expeller (PKE), serta produk kemasan bantal dan botol yang siap dipasarkan.
Deni Agustinus, Corporate Secretary SSMS, menyampaikan bahwa perseroan menargetkan produksi minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) SSMS sebanyak 536.231 metrik ton sepanjang tahun 2025. Target ini mencerminkan pertumbuhan sebesar 16% secara tahunan (year on year/YoY) dibandingkan dengan tahun 2024.
“Sementara itu, produksi tandan buah segar (TBS) ditargetkan mencapai 1.557.697 metrik ton sepanjang tahun 2025, atau naik 3% YoY,” ujarnya kepada Kontan.
Data terkini yang diterima KONTAN menunjukkan bahwa SSMS telah mencatatkan produksi CPO mix sebanyak 264.433 metrik ton serta TBS inti dan plasma sebanyak 813 ribu metrik ton per semester I 2025. Pencapaian ini masing-masing setara dengan 44,7% dan 50,4% dari target yang ditetapkan untuk tahun 2025.
Untuk tahun 2026, SSMS menetapkan proyeksi produksi TBS sebanyak 2.010.098 metrik ton. Angka ini menunjukkan pertumbuhan signifikan sebesar 29% dari proyeksi sepanjang tahun 2025 dan naik 19% dari target awal tahun ini.
“Untuk produksi CPO, perseroan menetapkan target produksi sebanyak 773.413 metrik ton di tahun depan. Ini tumbuh 44% dari forecast 2025, dan tumbuh 23% dari target awal 2025,” imbuhnya.
Dari sisi kinerja keuangan, per 30 September 2025, SSMS berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp 1 triliun, meningkat dibandingkan dengan periode yang sama di tahun 2024 yang sebesar Rp 609,3 miliar. Laba bersih per saham juga mengalami kenaikan, mencapai Rp 105,40 per lembar.
Sementara itu, pendapatan yang berhasil dikantongi sebesar Rp 11,01 triliun per kuartal III 2025, naik signifikan dari Rp 7,38 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya. Capaian ini bahkan telah melampaui 113% dari target pendapatan SSMS sepanjang tahun 2025.
Pada periode ini, segmen minyak dan lemak nabati menjadi kontributor utama dengan menyumbang Rp 10,3 triliun terhadap total penjualan. Sisanya, segmen perkebunan berkontribusi sebesar Rp 6,4 triliun per kuartal III 2025.
SSMS juga menerapkan tiga strategi utama untuk menjaga dan meningkatkan kinerja perusahaan di masa mendatang. Pertama, fokus pada efisiensi biaya operasional, khususnya biaya langsung, untuk menjaga margin tetap optimal.
Kedua, memanfaatkan keunggulan geografis dengan seluruh perkebunan dan pabrik yang berada dalam satu hamparan wilayah. Hal ini mendukung logistik yang lebih efisien dan menekan biaya distribusi secara signifikan.
Terakhir, memanfaatkan leverage harga komoditas. Dengan tren harga CPO yang cenderung lebih tinggi, SSMS dapat memaksimalkan Average Selling Price (ASP) di level yang lebih kompetitif.
Dengan kondisi industri CPO global dan domestik yang menjanjikan saat ini, SSMS optimis pendapatan tahun 2026 juga akan tumbuh double digit. Data dari Trading Economics menunjukkan harga CPO saat ini berada di level MYR 4.146 per ton.
“Proyeksi pendapatan tahun 2026, kami optimistis menargetkan tumbuh 10-20% dari target 2025,” ungkap Deni Agustinus.
Lebih lanjut, Deni menambahkan bahwa SSMS optimistis dapat memberikan yang terbaik bagi seluruh pemangku kepentingan dalam menghadapi tantangan tahun 2026, terutama setelah berhasil menyelesaikan akuisisi PT SML.
Perseroan juga terus mengkaji berbagai peluang untuk meningkatkan pencapaian. Melalui anak perusahaannya, PT Citra Borneo Utama Tbk (CBUT), SSMS berupaya memperluas pemasaran produk hilir ke pasar domestik dan ekspor.
“Melalui CBUT juga, kami mengkaji pengembangan produk turunan CPO terbaru, seperti produk minyak goreng dan pakan hewan ternak,” paparnya.
Data dari RTI menunjukkan bahwa harga saham SSMS saat ini berada di level Rp 1.680 per saham. Harga ini telah mengalami kenaikan sebesar 5,33% dalam sebulan terakhir dan 29,23% sejak awal tahun (year to date/YTD), menunjukkan kepercayaan investor terhadap kinerja dan prospek perusahaan.



