Warung-warung terbakar, harapan padam: kisah korban kericuhan di Kalibata

Posted on

Kericuhan terjadi di depan TMP Kalibata pada Kamis (11/12). Peristiwa ini terjadi usai dua orang penagih utang atau ‘mata elang’, dikeroyok orang tak dikenal hingga tewas.

Usai pengeroyokan, massa yang diduga sebagai rekan-rekan korban, menggeruduk lokasi yang berada persis di seberang TMP Kalibata. Mereka membakar warung tenda kuliner, termasuk kios bangunan permanen.

Kericuhan ini menyisakan luka bagi pemilik lapak dan warung di lokasi kejadian. Sebab, mereka hanya korban yang tak tahu-menahu permasalahannya.

Andi, pegawai warung makan Selera Sambal Mentah yang rukonya ikut terbakar, menceritakan detik-detik mencekam saat kericuhan terjadi.

Ia bercerita, saat itu tiba-tiba sekelompok orang menyerang dan melemparkan barang hingga batu, lalu melakukan pembakaran.

“Kalau kita diam aja di sini ya mungkin kita jadi sate di dalam. Makanya kita buru-buru keluar nyari lantai dua itu kita jebol,” ujar Andi saat ditemui sehari pasca kejadian, Jumat (12/12).

Usai warungnya dibakar, Andi dan bersama tiga pegawai lainnya langsung menyelamatkan diri dengan membobol atap warung. Namun, saat itu, ia tersangkut kawat duri hingga menyebabkan luka-luka.

“Ini (luka) gara-gara lompat itu, patah, saya nyangkut di kawat berduri yang dipasang sama pihak Kemendagri. Kan memang semua dibatasin pakai itu. Nah sebelum jatuh itu saya nyangkut dulu,” tuturnya sambil pemperlihatkan tangannya yang diperban.

Saat ini, warung makan beserta isinya gosong. Tak ada yang dapat diselamatkan. Alhasil, ia tak bisa berjualan.

Hal serupa juga disampaikan pemilik warung makan Steak Twogather, Henny Maria. Ia mengaku syok dan hancur. Karena kerugian yang ditanggung tak sedikit.

“Kalau perasaan pasti hancur. Saya sangat syok karena kami menjadi korban dari ketidakadilan, oknum yang kami tidak ketahui apa permasalahannya,” ungkapnya.

Ia berharap pemerintah bisa turun tangan dan membantu pemilik warung makan yang kehilangan mata pencaharian karena peristiwa itu.

“Kami hanya meminta yang keadilan saja, bagaimana UMKM ini memang dibangun dari masyarakat kecil, menengah ke bawah, semoga bisa menjadi perhatian negara dan pemerintah untuk menindaklanjuti apa yang terbaik, hukum apa yang terbaik,” harapnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *