5 saham milik Happy Hapsoro dan kinerjanya di BEI

Posted on

Happy Hapsoro merupakan pengusaha yang memiliki kepemilikan signifikan di sejumlah perusahaan publik yang bergerak di sektor properti, energi, dan pertambangan. Portofolio sahamnya menarik perhatian investor karena mencerminkan arah strategi bisnis yang dijalankannya selama beberapa tahun terakhir. Sejumlah emitennya dikenal publik karena memiliki aset populer, seperti jaringan hotel dan proyek properti wisata.

Selain itu, beberapa perusahaan energi yang ia kendalikan juga tercatat sebagai pemain penting dalam rantai pasokan migas nasional. Informasi mengenai saham-saham tersebut menjadi penting bagi investor yang ingin memahami pergerakan modal para pemilik usaha besar. Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI) per September 2025, berikut daftar lengkap saham milik Happy Hapsoro beserta kinerja terbarunya.

1. PT Bukit Uluwatu Villa Tbk (BUVA) mengelola jaringan hotel Alila

PT Bukit Uluwatu Villa Tbk merupakan pemilik dan pengelola jaringan hotel Alila di Bali, yang menjadi salah satu aset pariwisata terkenal di Indonesia. Nama Happy Hapsoro tercatat sebagai pengendali dengan kepemilikan 1,62 miliar saham atau 7,91 persen dari total saham beredar per 31 Agustus 2025. Statusnya sebagai penerima manfaat akhir juga mempertegas posisi strategisnya di perusahaan tersebut. Hal ini membuat BUVA menjadi salah satu saham yang paling sering dikaitkan dengan portofolio bisnis Hapsoro.

Dari sisi pergerakan harga, BUVA menunjukkan kenaikan yang sangat agresif sepanjang tahun. Pada penutupan 23 September 2025, BUVA berada di level Rp525 per saham, mencerminkan tren positif di sektor properti wisata. Dalam tiga bulan terakhir, BUVA mencatat kenaikan 590,79 persen, yang merupakan peningkatan signifikan dibandingkan banyak emiten sejenis. Bahkan jika dihitung sejak awal 2024, lonjakan saham BUVA mencapai 805,17 persen, menjadikannya salah satu top gainer di BEI.

2. PT Sanurhasta Mitra Tbk (MINA) memperkuat portofolio properti di Sanur

PT Sanurhasta Mitra Tbk merupakan pengembang properti yang mengelola hotel, residensial, dan bank tanah strategis seluas empat hektare di kawasan Sanur, Bali. Per Agustus 2025, Happy Hapsoro tercatat sebagai pemegang 1,93 miliar saham atau 19,68 persen, termasuk melalui perusahaan investasinya, PT Basis Utama Prima. Kepemilikan besar ini menunjukkan betapa strategisnya posisi MINA dalam portofolio properti milik Hapsoro. Selain itu, Hapsoro juga tercatat sebagai penerima manfaat akhir sehingga kendali terhadap perusahaan ini semakin kuat.

Dari sisi performa harga, MINA menjadi salah satu saham properti yang mencatat kenaikan signifikan sepanjang tahun. Pada penutupan 23 September 2025, harga MINA berada di Rp177 per saham, dengan kenaikan 164,18 persen dalam tiga bulan terakhir. Jika ditarik sejak awal 2025, saham ini telah naik 276,60 persen, yang menunjukkan adanya sentimen kuat terhadap aset properti di kawasan wisata. Kenaikan stabil ini membuat MINA menarik perhatian investor yang mengincar sektor properti Bali.

3. PT Rukun Raharja Tbk (RAJA) menggarap bisnis energi terintegrasi

PT Rukun Raharja Tbk merupakan perusahaan energi terintegrasi yang mencakup kegiatan dari hulu hingga hilir, dengan operasi di berbagai wilayah seperti Jambi, Banten, Cibitung, Tegalgede, dan Gresik. Happy Hapsoro tercatat memiliki 1,19 miliar saham atau 28,23 persen, belum termasuk kepemilikan melalui PT Basis Utama Prima sebanyak 503 juta saham. Hal ini menjadikan Hapsoro sebagai figur penting dalam arah kebijakan perusahaan energi tersebut. Kepemilikan ini juga memperlihatkan fokusnya dalam sektor energi yang berkembang.

Dari sisi kinerja harga, RAJA mencatat kenaikan yang moderat sepanjang 2025. Pada penutupan 23 September 2025, saham ini berada pada level Rp2.840 per saham, mencerminkan stabilitas di sektor energi. Sejak awal 2025, kenaikan harga RAJA berada di angka 4,41 persen, sementara dalam tiga bulan terakhir tercatat peningkatan 14,52 persen. Meski tidak seagresif BUVA dan MINA, saham ini tetap menjadi pilihan bagi investor yang mengincar sektor energi yang lebih defensif.

4. PT Raharja Energi Cepu Tbk (RATU) mencatat lonjakan besar pasca IPO

PT Raharja Energi Cepu Tbk merupakan perusahaan migas yang menjadi anak usaha RAJA, dan memiliki participating interest di Blok Cepu serta Blok Jabung. Perusahaan ini resmi mencatatkan sahamnya di BEI pada Januari 2025 dan meraih dana segar sebesar Rp624 miliar dari IPO. Kepemilikan Happy Hapsoro tercatat secara tidak langsung melalui RAJA, sehingga ia menjadi penerima manfaat akhir dari saham RATU. Status ini membuat RATU menjadi bagian penting dalam rantai bisnis energi Hapsoro.

Sejak IPO, saham RATU menunjukkan performa yang sangat kuat di bursa. Harga sahamnya telah melonjak 439 persen, menunjukkan antusiasme pasar terhadap perusahaan migas baru. Meski begitu, dalam tiga bulan terakhir RATU mengalami koreksi 15,36 persen, yang merupakan fase wajar setelah kenaikan ekstrem pasca IPO. Volatilitasnya menunjukkan betapa tingginya perhatian investor terhadap sektor migas yang sedang berkembang.

5. PT Singaraja Putra Tbk (SINI) mengelola lini bisnis batu bara

PT Singaraja Putra Tbk merupakan perusahaan tambang batu bara yang telah beroperasi sejak 2005 dan mengalami perubahan kepemilikan signifikan pada 2022. Per 31 Agustus 2025, Happy Hapsoro tercatat menguasai 9 persen saham, bersama Autum Prima dan Batubara Development sebagai pengendali lainnya. Kepemilikan ini menambah portofolio Hapsoro di sektor komoditas energi, khususnya batu bara. Hal ini menunjukkan diversifikasi portofolio ke sektor yang masih menjadi motor penggerak ekonomi Indonesia.

Namun berbeda dari saham lain milik Hapsoro, performa SINI cenderung melemah sepanjang 2025. Pada penutupan 23 September 2025, harga sahamnya berada di Rp3.980 per saham, turun 20,40 persen sejak awal tahun. Koreksi ini berkaitan dengan fluktuasi harga batu bara global yang memengaruhi kinerja emiten sejenis. Meski begitu, saham tambang masih dianggap memiliki peluang jangka panjang tergantung kondisi pasar komoditas.

Itulah daftar lengkap saham milik Happy Hapsoro yang tercatat di Bursa Efek Indonesia beserta performanya sepanjang 2025. Dari sektor properti, energi, hingga pertambangan, portofolio Hapsoro menunjukkan diversifikasi bisnis yang luas dan strategis. Informasi ini memberikan gambaran mengenai perusahaan-perusahaan yang berada dalam lingkup kepemilikannya serta dinamika harga sahamnya sepanjang tahun berjalan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *