
Menurut Sertalia, seorang warga Kampung Jamat, sudah 25 hari mereka terisolasi tanpa adanya akses jalan yang memadai. “Kami sudah tidak sanggup lagi,” ungkapnya pada Sabtu. Warga berharap agar pemerintah dapat merespons lebih cepat dan tanggap dalam membuka akses jalan ke desa mereka.
Sertalia menambahkan bahwa kondisi warga semakin sulit karena kehabisan bahan pangan, obat-obatan, dan kebutuhan pokok lainnya. Bantuan logistik yang diterima pun sangat terbatas dan belum mencukupi kebutuhan sehari-hari.
Bencana banjir bandang dan longsor yang terjadi sebelumnya telah mengisolasi empat desa di Kemukiman Wih Dusun Jamat, yaitu Kampung Jamat, Kute Reje, Delung Sekinel, dan Kampung Reje Payung. Sebanyak 120 kepala keluarga dari keempat desa tersebut kini tinggal di pengungsian.
Warga desa telah berusaha dengan tenaga mereka sendiri untuk gotong-royong, mendirikan tenda pengungsian, mengumpulkan barang yang masih bisa dipakai, bahkan mencoba membuka jalan dan membuat jembatan darurat.
Konten ini diolah dengan bantuan AI.



