Prabowo: Kekuasaan Absolut Rawan Korupsi! Ini Kata Kuncinya

Posted on

Presiden Prabowo Subianto menyampaikan pidato kenegaraan yang menyoroti pentingnya pengawasan pemerintah dalam Sidang Tahunan MPR RI. Acara tersebut berlangsung di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, pada Jumat (15/8). Dalam pidatonya yang disaksikan khalayak luas, Presiden Prabowo secara tegas menekankan bahwa setiap kekuasaan harus diawasi demi menghindari penyelewengan.

Menjelaskan urgensi mekanisme kontrol, Prabowo menyatakan, “Kita paham dan mengerti bahwa dalam suatu negara modern perlu ada pengawasan, perlu ada transparansi dalam menjalankan kekuasaan. Kita paham sejarah umat manusia: jika ada kekuasaan tidak diawasi, maka kekuasaan akan menjadi korup.” Beliau melanjutkan dengan sebuah penegasan yang menggema, “Kekuasaan yang absolut akan menjadi korup secara absolut.” Pernyataan ini menggarisbawahi filosofi mendasar tentang pentingnya akuntabilitas dalam tata kelola negara.

Dalam kesempatan yang sama, Presiden Prabowo tidak menampik realitas pahit mengenai meluasnya perilaku korupsi di Indonesia. Beliau mengakui bahwa praktik tercela ini masih mengakar kuat di berbagai tingkatan dan lembaga negara, termasuk di entitas vital seperti BUMN dan BUMD. “Kita paham bahwa korupsi adalah masalah besar di bangsa kita. Perilaku korupsi ada di setiap eselon birokrasi kita, ada di setiap institusi dan organisasi pemerintahan. Perilaku korup ada di BUMN-BUMN kita, ada di BUMD-BUMD kita,” tegasnya, menggambarkan betapa mendalamnya tantangan ini.

Pengakuan ini, menurut Prabowo, bukanlah sesuatu yang harus ditutup-tutupi. Ia mengungkapkan, setelah 299 hari memimpin pemerintahan eksekutif, dirinya semakin menyadari skala tantangan dan penyelewengan yang ada. “Hal ini tidak baik, tapi harus saya laporkan kepada wakil-wakil rakyat Indonesia,” ujarnya, menunjukkan komitmennya terhadap transparansi dan akuntabilitas di hadapan MPR.

Lebih lanjut, Presiden Prabowo menegaskan bahwa untuk memulai upaya pemberantasan korupsi yang efektif, bangsa Indonesia harus berani mengakui dan menghadapi kenyataan pahit ini. Ia mengingatkan kembali pidato pelantikannya, di mana beliau pernah menyampaikan, “Bangsa Indonesia harus berani melihat kekurangan-kekurangan sendiri, harus berani melihat kesalahan-kesalahan kita sendiri, harus berani melihat penyakit-penyakit yang ada di tubuh kita agar kita bisa perbaiki kekurangan-kekurangan tersebut.” Tanpa kesediaan untuk mengetahui dan mengakui, perbaikan mustahil dapat terwujud, tambahnya.

Sebagai penutup pidatonya, Presiden Prabowo Subianto mempertegas komitmen tak tergoyahkannya dalam memerangi korupsi. Beliau menegaskan bahwa sebagai kepala negara, dirinya telah disumpah untuk menjalankan amanat Undang-Undang Dasar Republik Indonesia. “Karena itu, saya tidak ada pilihan lain selain memimpin upaya pemberantasan korupsi dan penyelewengan di semua lembaga eksekutif dan pemerintah,” pungkasnya, menandai sebuah janji tegas untuk membersihkan birokrasi dan institusi negara dari praktik-praktik korup.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *