Serangan Balasan Ukraina: Drone Moskow di Kiev, Engels-2 Dibom, Nadiya Direbut!

Posted on

Ukraina Bom Pangkalan Utama Engels-2 Rusia, Rebut Kembali Satu Wilayah: Kiev Mandi Drone Moskow

caristyle.co.id Di tengah gempuran serangan udara dan rudal tanpa henti dari Rusia, Ukraina dilaporkan berhasil melancarkan serangan balasan signifikan, menyasar salah satu sumber utama serangan Moskow. Menurut laporan BBC Minggu (23/3/2025), target krusial ini adalah Pangkalan Udara Engels-2 Rusia, sebuah fasilitas militer yang vital dan jauh di dalam teritori musuh.

Serangan ini menjadi pukulan telak bagi Moskow. Pangkalan Udara Engels-2 bukan sekadar instalasi biasa; ia adalah markas utama bagi pembom strategis Rusia dan titik pengisian bahan bakar vital, terletak sangat dalam di wilayah Rusia. Dari pangkalan inilah, Rusia kerap meluncurkan rudal jelajah subsonik Kh-101 yang harganya jutaan dolar per unit, yang sering digunakan dalam serangan malam hari terhadap Ukraina. Laporan mengindikasikan bahwa serangan pesawat tak berawak Ukraina ke Engels berhasil menghancurkan fasilitas penyimpanan amunisi, seperti yang terungkap dari citra satelit Maxar yang menunjukkan skala kerusakan sebelum dan sesudah operasi.

Letnan Andriy Kovalenko, Kepala Pusat Penanggulangan Disinformasi Dewan Keamanan dan Pertahanan Nasional Ukraina, mengonfirmasi di Telegram bahwa Rusia kehilangan sejumlah rudal, termasuk Kh-101, dalam serangan tersebut. Kovalenko menambahkan bahwa lapangan terbang Engels-2 merupakan lokasi penyimpanan rudal terbanyak yang digunakan oleh penerbangan strategis Rusia untuk menyerang Ukraina. Kontras dengan operasi militer Rusia yang mengandalkan serangan berskala besar, Ukraina, dengan sumber daya yang lebih terbatas, dituntut untuk fokus pada serangan presisi ke instalasi militer utama. BBC memperkirakan bahwa Rusia kemungkinan akan terus melancarkan serangan malam hari untuk menembus pertahanan udara dan sistem peperangan elektronik yang digunakan Kyiv untuk melawan gempuran pesawat tak berawak.

Di tengah serangkaian perkembangan di medan perang, Angkatan Darat Ukraina mengumumkan klaim signifikan lainnya: berhasil merebut kembali Desa Nadiya di wilayah Luhansk bagian timur. Dalam sebuah unggahan di Telegram, disebutkan bahwa operasi ini berlangsung selama 30 jam dan berhasil mengamankan kembali wilayah seluas tiga kilometer persegi. Unggahan tersebut juga menyertakan rekaman video pertempuran, termasuk adegan tank, meskipun klaim ini belum diverifikasi secara independen. Wilayah Luhansk sendiri merupakan tujuan strategis utama invasi Presiden Putin ke Ukraina, yang pada awal konflik sebagian besar telah dikuasai Rusia. Hingga kini, mayoritas Luhansk masih berada di bawah kendali militer Rusia, menjadikan keberhasilan di Nadiya sebagai pencapaian penting bagi Kyiv.

Namun, di sisi lain medan perang, Kyiv tidak luput dari gempuran. Serangan Rusia pada Minggu dini hari telah menewaskan tiga orang di ibu kota Ukraina itu dan melukai beberapa lainnya, menurut keterangan pejabat setempat. Seorang saksi mata menggambarkan kekacauan, “semua orang mulai berteriak dan berlarian” saat puing-puing menghantam sebuah blok apartemen. Angkatan Udara Ukraina mengklaim berhasil menembak jatuh 97 dari 147 pesawat tak berawak Rusia yang diluncurkan. Sementara itu, Kementerian Pertahanan Rusia melaporkan telah menembak jatuh hampir 60 pesawat tak berawak Ukraina, dengan satu korban tewas akibat mobil yang terbakar setelah serangan tersebut. Menanggapi eskalasi ini, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyerukan tekanan baru terhadap Rusia. Seruan ini muncul di tengah perkembangan diplomatik, termasuk pernyataan Kremlin yang mengindikasikan semakin dekatnya pertemuan tatap muka antara Trump dan Putin, meskipun seorang juru bicara menekankan perlunya pembicaraan teknis yang “sulit” terlebih dahulu. Upaya diplomatik juga berlanjut dengan pertemuan delegasi AS dan Ukraina di Arab Saudi pada hari Minggu, di mana Washington berupaya mencari solusi damai. Amerika Serikat juga dijadwalkan bertemu dengan perwakilan Rusia pada hari Senin. Namun, prospek perdamaian masih suram, mengingat penolakan Presiden Putin terhadap seruan bersama AS-Ukraina untuk gencatan senjata penuh selama 30 hari; ia hanya mengusulkan penghentian serangan terhadap fasilitas energi.

(oln/bbc/*)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *