TNI Bantah Oknum BAIS Ditangkap Brimob: Ini Fakta Sebenarnya

Posted on

Beredarnya kabar penangkapan anggota Badan Intelijen Strategis (BAIS) TNI oleh Brimob Polri saat demonstrasi di Jakarta pekan lalu telah menimbulkan kehebohan. Mabes TNI langsung memberikan klarifikasi untuk meluruskan informasi yang menyesatkan tersebut. Narasi yang viral di media sosial menyebutkan anggota BAIS ditangkap karena bertindak sebagai provokator, bahkan disertai foto personel Brimob yang menunjukkan Kartu Tanda Anggota (KTA) BAIS.

Kapuspen TNI, Brigjen (Mar) Freddy Ardianzah, membenarkan bahwa anggota BAIS TNI yang dimaksud, Mayor SS, memang sempat bertemu dengan personel Brimob. Namun, Freddy tegas membantah narasi yang beredar di media sosial. “Foto ini memang benar menunjukkan anggota BAIS TNI, tetapi narasi yang mengatakan ia ditangkap Polri dan bertindak sebagai provokator, itu tidak benar,” tegas Freddy dalam konferensi pers di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Jumat (5/9).

Freddy menjelaskan kronologi kejadian. Mayor SS bertugas mengawasi demonstrasi di sekitar DPR RI pada Sabtu (30/8). Ia terpisah dari rekan-rekannya saat massa aksi dipukul mundur polisi di Jalan Raya Pejompongan. Saat bertemu polisi, Mayor SS menjelaskan tugasnya dan menunjukkan KTA-nya. “Setelah saling berjabat tangan dan kartu tugas dikembalikan, anggota Brimob yang paling senior langsung kembali bergabung dengan pasukannya,” jelas Freddy.

Berikut kronologi detail peristiwa pada Sabtu (30/8):

  • 15.25-17.05 WIB: Massa dan pasukan Brimob berada di bawah jembatan flyover Slipi.
  • 17.05-22.00 WIB: Brimob memukul mundur massa menuju Jalan Raya Pejompongan.
  • 22.00-22.30 WIB: Massa terbagi menjadi dua kelompok di pertigaan Pejompongan dan Benhil.
  • 22.30-23.15 WIB: Pasukan Brimob dari Benhil bergabung dengan pasukan di Pejompongan. Mayor SS dan rekannya mengikuti dari belakang.
  • 23.25 WIB: Mayor SS dan rekannya memonitor demonstrasi di sekitar pom bensin, namun terpisah sekitar 50 meter karena gas air mata. Mayor SS yang sedang duduk di atas motor dihentikan oleh anggota Brimob, dan kemudian menunjukkan identitasnya.

TNI menegaskan bahwa narasi yang beredar adalah hoaks dan merupakan upaya untuk menciptakan persepsi negatif, bahkan berupaya membenturkan TNI dan Polri.

Selain kasus Mayor SS, TNI juga meluruskan beberapa kabar hoaks lainnya:

  • Anggota TNI Diamankan Brimob Polda Sumsel: Kapuspen TNI menjelaskan penangkapan Pratu Handika Novaldo oleh Brimob Polda Sumatera Selatan merupakan kesalahpahaman. Dansat Brimob Polda Sumsel telah meminta maaf atas tindakan berlebihan tersebut, dan Pratu Handika tidak terlibat dalam demonstrasi, melainkan sedang mencari makan dan mengisi bensin.
  • Pria Ngaku Provokator dari TNI (Sumatera Utara): Fajri Buhang (26), warga sipil, diamankan massa aksi karena dituduh sebagai provokator dan mengaku sebagai anggota TNI. Namun, ia tidak dapat menunjukkan identitasnya sebagai anggota TNI dan saat ini sedang diproses kepolisian.
  • Anak Usia 16 Tahun Dituding Jadi Provokator dari TNI (Ternate): Kapolres Ternate telah mengklarifikasi bahwa pelajar berusia 16 tahun yang dituduh sebagai provokator bukanlah anggota TNI.
  • Pria Ngaku Diperintah Anak Anggota TNI Serang Markas Brimob Cikeas: Pria berinisial M terbukti berbohong dan mencatut nama anak anggota TNI untuk menghindari proses hukum.

Freddy menegaskan bahwa tidak ada prajurit TNI yang ditangkap polisi karena dituduh sebagai provokator. Ia menekankan soliditas TNI dan Polri dalam menjaga stabilitas keamanan nasional serta upaya untuk mencegah penyebaran informasi yang memecah belah persatuan bangsa.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *