Timnas U-23 Indonesia harus menerima kenyataan pahit: gagal melaju ke Piala Asia U-23 2026. Kekalahan 0-1 dari Korea Selatan di laga terakhir Grup J Kualifikasi Piala Asia U-23 di Stadion Gelora Delta, Sidoarjo, Selasa (9/9), menjadi penentu kegagalan tersebut. Meskipun menjadi runner-up Grup J dengan raihan 4 poin, Indonesia tak mampu menembus babak selanjutnya karena kalah bersaing dengan negara lain yang memiliki poin lebih tinggi di jalur peringkat dua terbaik.
Pelatih Timnas U-23 Indonesia, Gerald Vanenburg, mengungkapkan kekecewaan mendalam atas hasil ini. Menurutnya, kegagalan tersebut merupakan konsekuensi dari minimnya persiapan jangka panjang dan pembinaan pemain muda yang kurang terstruktur. Ia menekankan pentingnya kompetisi sepak bola berjenjang yang dimulai sejak usia dini, jauh sebelum pemain masuk ke level Timnas U-23.
“Sangat penting untuk menyelenggarakan kompetisi usia muda, bahkan dimulai sejak usia 12, 13, dan 14 tahun, bukan hanya dari U-23,” tegas Vanenburg dalam konferensi pers seusai pertandingan. Ia menambahkan bahwa kompetisi ini harus dijalankan secara merata, tidak hanya terpusat di kota-kota besar seperti Jakarta atau Surabaya, melainkan menjangkau seluruh Indonesia.
Vanenburg menjelaskan lebih lanjut, “Kompetisi di tingkat daerah akan membantu kita menemukan dan mendapatkan data para pemain muda berbakat. Dengan pembinaan yang dimulai dari usia paling dasar secara bertahap, kita akan memiliki koleksi pemain yang selalu siap dan terlatih dengan baik.” Visi jangka panjang ini diharapkan dapat menjadi pondasi kuat bagi kemajuan sepak bola Indonesia di masa depan.
Penulis: Kevin Mamesa Siadari