Wall Street Berdarah! Investor Cemas Menanti Keputusan Suku Bunga The Fed

Posted on

NEW YORK. Bursa saham Wall Street tergelincir pada penutupan perdagangan Selasa (16/9/2025), diselimuti kehati-hatian investor yang meningkat menjelang pengumuman keputusan suku bunga oleh Federal Reserve. Indeks Dow Jones Industrial Average terpangkas 125,55 poin atau 0,27% menjadi 45.757,90. Tak hanya itu, S&P 500 juga melemah 8,52 poin atau 0,13% ke level 6.606,76, sementara Nasdaq Composite turun tipis 14,79 poin atau 0,07%, mengakhiri hari di posisi 22.333,96.

Kondisi pasar yang lesu tercermin dari kinerja subsektor S&P 500, di mana enam dari sebelas subsektor berakhir di zona merah. Sektor utilitas mengalami tekanan paling signifikan dengan penurunan 1,81%, diikuti oleh sektor real estat yang melemah 0,66%. Aktivitas perdagangan saham di bursa AS menunjukkan volume mencapai 17,11 miliar saham, sedikit di atas rata-rata 20 hari perdagangan terakhir yang sebesar 16,31 miliar saham.

Sentimen kehati-hatian investor semakin menguat seiring dengan antisipasi terhadap keputusan bank sentral AS. Mayoritas pelaku pasar masih sangat yakin The Fed akan menurunkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin pada akhir pertemuan dua hari mereka yang krusial pada hari Rabu. Ekspektasi ini dipicu oleh berbagai indikator ekonomi terkini yang mengisyaratkan memburuknya kondisi pasar tenaga kerja AS. Menariknya, rilis data penjualan ritel pada Selasa yang menunjukkan kenaikan lebih tinggi dari perkiraan di bulan Agustus pun gagal menggoyahkan keyakinan pasar akan langkah pelonggaran kebijakan moneter ini.

Di tengah spekulasi pasar yang intens, Ross Mayfield, seorang ahli strategi investasi terkemuka dari Baird Private Wealth Management, memberikan pandangannya. Menurutnya, “Data ekonomi yang tangguh apa pun hanya akan menegaskan kembali sikap hawkish Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC)… dan dapat memberikan sedikit dorongan bagi Ketua The Fed Jerome Powell untuk tampil sedikit lebih hawkish daripada yang diharapkan pasar.” Ini mengindikasikan bahwa sekalipun ada data ekonomi positif, tekanan pada The Fed untuk tetap berhati-hati dalam langkah pelonggaran kebijakan tetap tinggi.

Faktor-faktor lain yang kurang berpengaruh terhadap pergerakan pasar termasuk kabar konfirmasi penasihat ekonomi Gedung Putih, Stephen Miran, ke Dewan The Fed oleh Senat AS, serta penolakan pengadilan banding terhadap tawaran Presiden Donald Trump untuk memecat Gubernur The Fed Lisa Cook. Berita-berita ini relatif diabaikan oleh investor. Namun, sinyal kecemasan pasar tercermin dari melonjaknya Indeks Volatilitas CBOE (VIX). Indeks yang sering dijuluki ‘pengukur ketakutan’ ini naik ke level tertinggi dalam lebih dari seminggu, mencapai 16,04 poin, menandakan meningkatnya ketidakpastian.

Dalam lingkup saham individual, beberapa emiten turut memperparah tekanan di bursa. Saham UnitedHealth Group mencatat penurunan sebesar 2,3%. Tidak ketinggalan, raksasa chip Nvidia juga tergelincir 1,6%, memberikan beban pada kinerja Dow Jones. Pelemahan Nvidia ini, menurut laporan Reuters, disebabkan oleh melesunya permintaan terhadap chip AI terbarunya di pasar China, menyoroti tantangan di rantai pasokan dan pasar global.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *