Erick Thohir Menpora, BUMN Kosong: Sinyal Merger ke Danantara?

Posted on

caristyle.co.id JAKARTA. Penunjukan Erick Thohir sebagai Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) dalam Kabinet Merah Putih telah memicu spekulasi luas mengenai nasib Kementerian BUMN. Langkah yang diambil oleh Presiden Prabowo Subianto ini diyakini banyak pihak sebagai sinyal kuat adanya rencana strategis pemerintah: potensi peleburan Kementerian BUMN dengan Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara), sebuah superholding yang menaungi seluruh perusahaan milik negara.

Menyikapi gelombang spekulasi ini, Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg), Prasetyo Hadi, secara terbuka mengakui bahwa pemerintah memang sedang merancang “langkah besar” terkait reposisi sejumlah kementerian strategis. Saat ditanya mengenai kemungkinan peleburan, Prasetyo menjelaskan, “Belum (peleburan), sekarang kan lagi proses yah,” sebagaimana disiarkan KompasTV dari Istana Negara pada Rabu, 17 September 2025.

Pernyataan Mensesneg ini sejalan dengan informasi bahwa Danantara, sebagai superholding BUMN, sedang menjalani proses pembenahan fundamental, baik di aspek manajemen maupun operasionalnya. Transformasi inilah yang, menurut Prasetyo, menjadi pendorong bagi pemerintah untuk mempertimbangkan perubahan pada struktur kelembagaan kementerian. “Danantara juga sedang membenahi manajemen dan operasional di BUMN-BUMN kita, dan kemudian di dalam perjalanannya kita perlu melakukan perubahan terhadap kementeriannya. Nanti kita lihat,” tambahnya, mengisyaratkan fleksibilitas pemerintah dalam menata ulang fungsi dan peran.

Di sisi lain, Presiden Prabowo Subianto sendiri telah berulang kali menekankan peran vital Danantara dalam menjaga dan mengelola kekayaan nasional. Dalam sebuah pernyataan yang disiarkan di kanal YouTube Partai Solidaritas Indonesia pada Selasa, 22 Juli 2025, Presiden menegaskan, “Kita telah membentuk sovereign wealth fund, dana investasi kedaulatan kita, namanya Danantara, Daya Anagata Nusantara.”

Prabowo lantas menjelaskan bahwa Danantara kini mengelola aset kolosal senilai 1.000 miliar dolar AS, atau setara dengan sekitar Rp 16.310 triliun, menjadikannya salah satu dana investasi kedaulatan (SWF) terbesar di dunia. Aset fantastis ini menunjukkan betapa krusialnya peran Danantara dalam lanskap ekonomi global dan nasional.

Pemilihan nama “Danantara” sendiri memiliki makna filosofis yang mendalam. Kata “daya” melambangkan energi, “anagata” berarti masa depan, dan “nusantara” merujuk pada identitas Indonesia. Dengan demikian, Danantara diposisikan sebagai representasi energi masa depan bangsa, dengan mandat untuk menjaga dan mengelola kekayaan demi generasi penerus. “Danantara akan menjaga dan mengelola kekayaan anak-anak dan cucu-cucu kita. Danantara sekarang aset yang dikelola lebih dari 1.000 miliar dolar Amerika,” pungkas Presiden, menegaskan kembali misi mulia lembaga ini.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *