Vanguard Masuk? Saham DADA Berpotensi Terbang Tinggi! Cek Target Harganya

Posted on

Jakarta, IDN Times – Saham emiten properti PT Diamond Citra Propertindo Tbk (DADA) kini tengah menjadi magnet perhatian di pasar modal. Sorotan ini muncul seiring dengan meroketnya harga saham perseroan, didorong oleh santernya rumor mengenai potensi masuknya dua investor kakap asal Jepang, Mitsubishi Estate dan Kajima Corporation.

Kedua raksasa properti dari Negeri Sakura tersebut diisukan sedang menyiapkan langkah backdoor listing melalui DADA. Pengamat pasar modal, Devlin Gabriel, menyatakan bahwa skenario ini memiliki kemiripan dengan apa yang terjadi pada emiten properti lain, PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk (PANI). “Namun, perbedaannya terletak pada keterlibatan pemain global dengan kapitalisasi pasar hingga ratusan triliun rupiah,” jelas Devlin, sebagaimana dikutip pada Jumat (19/9/2025).

Spekulasi yang beredar semakin memanas ketika nama The Vanguard Group disebut-sebut berada di balik rencana Mitsubishi dan Kajima. Manajer aset terkemuka asal Amerika Serikat (AS) ini memang dikenal memiliki rekam jejak panjang sebagai pemegang saham yang konsisten di kedua perusahaan Jepang tersebut. “Dengan dana kelolaan mencapai 10,2 triliun dolar AS, Vanguard adalah manajer aset terbesar kedua di dunia, dan mereka hanya akan masuk ke emiten dengan kapitalisasi besar, free float tinggi, serta likuiditas yang kuat,” terang Devlin.

Tak hanya itu, sejumlah aksi korporasi DADA turut memperkuat narasi spekulasi tersebut. DADA baru-baru ini telah membagikan dividen perdananya sejak penawaran umum perdana (IPO) pada Februari 2020 silam, sebuah sinyal kuat akan disiplin finansial perseroan. Selain itu, emiten ini aktif berupaya untuk keluar dari papan pemantauan khusus (FCA/PPK), menunjukkan komitmen untuk meningkatkan standar operasionalnya. Aksi korporasi penting lainnya adalah kewajiban pengendali untuk melepas sebagian sahamnya ke publik, dengan tujuan menaikkan persentase free float.

“Bagi investor awam, aksi pengendali melepas saham seringkali dipandang negatif. Namun, justru inilah strategi inti untuk menjadikan DADA sangat likuid, yang merupakan salah satu syarat utama bagi Vanguard,” tutur Devlin. “Faktanya, ketika saham dilepas di harga Rp11, bukannya longsor, harga saham DADA justru melonjak lebih dari 700 persen. Ini secara tegas mengindikasikan adanya sebuah skenario besar yang sedang dipersiapkan dengan matang.”

Jika skenario keterlibatan Vanguard ini benar-benar terwujud, potensi valuasi DADA akan sangat fantastis. Target minimal market cap DADA diproyeksikan mencapai 100 miliar dolar AS. Dengan jumlah saham beredar sebanyak 7,4 miliar lembar, valuasi teoretis per saham bisa melambung hingga Rp230 ribu (dengan asumsi kurs Rp16.500 per dolar AS). “Angka ini memang terdengar luar biasa, tetapi bukan hal yang mustahil. Jika Kajima dan Mitsubishi benar-benar mengonsolidasikan DADA dalam laporan keuangannya, ‘rapor’ keuangan mereka akan semakin menarik di mata para investor global,” pungkas Devlin, menegaskan potensi transformatif yang dihadapi DADA.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *