caristyle.co.id – Dunia sepak bola baru saja menyaksikan sebuah penobatan bersejarah. Ousmane Dembele, bintang Paris Saint-Germain, resmi dinobatkan sebagai peraih Ballon d’Or 2025. Prestasi gemilang ini diraih berkat musim fenomenalnya, di mana ia membukukan 35 gol dan 14 assist dalam 53 penampilan yang memukau.
Pemain sayap yang kini bertransformasi menjadi penyerang mematikan asal Prancis itu bukan hanya bersinar secara individu, tetapi juga memimpin PSG menorehkan sejarah gemilang dengan meraih treble: menjuarai Liga Champions, Ligue 1, dan Coupe de France dalam satu musim yang tak terlupakan. Bagi Dembele, gelar Ballon d’Or ini menandai titik balik luar biasa dalam kariernya. Setelah enam tahun penuh badai cedera dan kritik pedas di Barcelona, ia kini bangkit dan dipuja sebagai pemain terbaik dunia.
Pada tahun 2017, Dembele didatangkan Barcelona dengan mahar fantastis £135,5 juta (sekitar Rp 2,7 triliun), menjadikannya salah satu transfer termahal kala itu. Namun, perjalanannya di Camp Nou justru diwarnai serangkaian nasib buruk: total 14 kali cedera otot yang memaksanya absen panjang, serta beragam isu kedisiplinan. Ia memang sesekali menunjukkan kilasan talenta luar biasa yang sempat membuatnya dijuluki ‘prodigy‘ sejak remaja, namun konsistensi selalu menjadi tantangan. Bahkan Xavi Hernandez, pelatih Barcelona saat itu, pernah menyatakan pada 2021, seperti dikutip dari TNT Sports, “Jika digunakan dengan tepat, dia bisa jadi pemain terbaik dunia.”
Peran Besar Luis Enrique dalam Transformasi Dembele
Segalanya mulai berubah drastis setelah kepindahannya ke Paris Saint-Germain pada tahun 2023. Awalnya, performa Dembele masih terbilang biasa saja, belum sepenuhnya memuaskan ekspektasi. Namun, momen krusial datang pada Desember 2023, ketika pelatih Luis Enrique membuat keputusan berani: menggeser Dembele dari posisi sayap kanan yang biasa ia tempati ke peran penyerang tengah, tepatnya saat menghadapi Olympique Lyon.
Langkah taktis Enrique ini berbuah hasil yang luar biasa. Perubahan posisi tersebut memicu ‘ledakan’ performa Dembele, yang dalam setengah musim berikutnya berhasil menambahkan 30 gol ke pundi-pundi golnya, mengubahnya menjadi mesin gol yang tak terhentikan.
Julien Laurens, seorang analis sepak bola dari TNT Sports, dengan tegas menyatakan, “Dia adalah pemain terbaik di tim terbaik dunia. Itu alasan mutlak dia pantas meraih Ballon d’Or. Cerita transformasinya sungguh luar biasa dan menginspirasi.”
Namun, kontribusi Dembele jauh melampaui statistik gol dan assist semata. Sebagai penyerang tengah baru, ia juga menjadi motor utama lini depan PSG dalam melakukan pressing dan counter-pressing. Dembele secara konsisten menjadi pemain pertama yang menekan lawan, bahkan menunjukkan etos kerja luar biasa ini dalam pertandingan-pertandingan besar, seperti saat final Liga Champions melawan Inter Milan.
Laurens menambahkan, “Banyak pihak yang awalnya tidak percaya Dembele bisa mencapai level setinggi ini. Namun kini, ia telah menjadi panutan. Kerja keras dan dedikasi dalam sepak bola modern bahkan jauh lebih penting daripada sekadar mencetak gol dan assist.”
Dari Bocah Ajaib Hingga Pemenang Ballon d’Or
Sejak belia, bakat Ousmane Dembele memang sudah tercium di akademi Rennes. Pada usia 18 tahun, ia sudah mampu mencetak 12 gol di Ligue 1 dan dinobatkan sebagai pemain muda terbaik. Kariernya pun melesat cepat, membawanya ke Borussia Dortmund sebelum kemudian memecahkan rekor transfer saat berlabuh di Barcelona.
Meskipun sempat stagnan dan dipenuhi keraguan, konteks yang tepat di PSG di bawah asuhan Luis Enrique akhirnya membuat potensi Dembele meledak secara sempurna. Ia kini bukan hanya pencetak gol ulung, tetapi juga seorang pemimpin di lapangan, pembangun serangan, dan inisiator pertahanan. Ballon d’Or 2025 ini adalah puncak dan bukti nyata transformasi menakjubkan Ousmane Dembele. Dari karier yang dihantui cedera di Barcelona hingga mencapai puncak kejayaan mutlak bersama Paris Saint-Germain, ia telah membuktikan dirinya sebagai pemain terbaik dunia sejati. Bagi PSG, gelar individu prestisius ini semakin memperkuat status mereka sebagai kekuatan dominan di Eropa, melengkapi raihan treble Liga Champions, Ligue 1, dan Coupe de France.