JAKARTA – PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) kembali menegaskan komitmennya terhadap nilai perusahaan dengan melanjutkan program pembelian kembali saham (buyback saham). Keputusan strategis ini diambil tanpa harus melalui Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), sebuah langkah yang menunjukkan fleksibilitas perusahaan di tengah dinamika pasar saham yang bergejolak signifikan.
Berdasarkan keterbukaan informasi yang dirilis pada Kamis (23/10), emiten teknologi BUKA baru saja merampungkan putaran buyback saham sebelumnya yang dilaksanakan pada periode 7 Juli 2025 hingga 6 Oktober 2025. Dari pelaksanaan buyback tersebut, Bukalapak masih memiliki sisa dana sebesar Rp 420,79 miliar yang siap digunakan untuk aksi korporasi selanjutnya.
Sebagai informasi tambahan, PT Bukalapak.com Tbk sebelumnya telah mengalokasikan anggaran fantastis sebesar Rp 1,13 triliun untuk keseluruhan program buyback saham mereka. Dengan demikian, sisa dana yang ada akan dimanfaatkan secara optimal sebagai “amunisi” tambahan untuk melanjutkan strategi pembelian kembali saham demi kepentingan investor dan stabilitas perusahaan.
Pelaksanaan buyback saham kali ini direncanakan akan dilakukan baik secara bertahap maupun sekaligus, dengan target penyelesaian paling lambat tiga bulan ke depan. Periode pelaksanaan akan berlangsung efektif sejak tanggal 24 Oktober 2025 hingga 23 Januari 2026, memberikan rentang waktu yang cukup bagi perusahaan untuk merealisasikan tujuan strategisnya.
Manajemen BUKA secara transparan mengemukakan bahwa program pembelian kembali saham ini memiliki beberapa tujuan utama. Pertama, untuk secara tegas menunjukkan keyakinan perusahaan terhadap nilai intrinsik sahamnya di mata investor. Kedua, untuk mengoptimalkan struktur modal agar lebih efisien. Dan ketiga, untuk memperkuat kapabilitas Bukalapak dalam menciptakan dan memberikan nilai pertumbuhan yang berkelanjutan bagi seluruh pemangku kepentingan.
Lebih lanjut, manajemen Bukalapak juga menegaskan bahwa keputusan buyback saham ini bukan tanpa perhitungan. “Pembelian kembali saham ini adalah indikasi kuat bahwa BUKA memiliki posisi likuiditas yang sangat memadai,” jelas manajemen, “tanpa sedikit pun mengganggu stabilitas kondisi keuangan perusahaan, kelancaran operasional harian, maupun rencana investasi strategis lainnya.” Pernyataan ini bertujuan untuk meyakinkan pasar dan investor mengenai kesehatan finansial Bukalapak.
Pendapatan Tumbuh 27,95%, Bukalapak (BUKA) Kantongi Cuan dari Bisnis Gaming
Meskipun demikian, kinerja saham BUKA di bursa menunjukkan gambaran yang bervariasi. Hingga penutupan perdagangan sesi pertama pada Kamis (23/10), saham Bukalapak sempat mencatatkan penguatan sebesar 6,17%, ditutup di level Rp 172 per saham dibandingkan hari sebelumnya. Namun, dalam kurun waktu satu bulan terakhir, saham perusahaan tercatat masih mengalami koreksi tipis sebesar 3,37%, mencerminkan volatilitas yang terjadi di pasar.