
caristyle.co.id JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali melemah tajam, menutup sesi perdagangan II hari Senin (27/10/2025) pukul 13.64 WIB dengan penurunan signifikan 3,38% ke level 7.992. Pelemahan drastis ini sontak memicu perhatian pelaku pasar modal terhadap sentimen yang sedang memengaruhinya.
Menurut Analis NH Korindo Sekuritas, Steven Willie, tekanan terhadap IHSG ini sebagian besar dipicu oleh sentimen negatif dari pasar. Pasalnya, beredar wacana bahwa Morgan Stanley Capital Index (MSCI) berencana menggunakan data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) sebagai acuan tambahan dalam perhitungan free float saham. Perubahan metodologi ini dikhawatirkan akan berpotensi menurunkan porsi free float, khususnya untuk saham emiten dengan struktur kepemilikan yang sangat terkonsentrasi.
Steven menambahkan, dampak dari wacana MSCI ini paling terasa pada saham-saham konglomerat. Terutama, emiten-emiten besar yang selama ini menjadi kandidat kuat untuk mengisi indeks unggulan. Kondisi ini, terang Steven, mendorong para investor untuk sementara “mengamankan posisi” portofolio mereka, mengindikasikan aksi jual untuk menghindari kerugian lebih lanjut.
Meskipun demikian, Steven optimistis bahwa tekanan terhadap IHSG ini tidak akan berlangsung lama. Ia memprediksi, para investor berpeluang kembali masuk ke pasar begitu fase koreksi mereda dan suasana ketidakpastian mulai sirna. Setelah mengamankan posisi untuk speculative buy, menurut Steven, investor akan kembali mencari dan beralih ke saham-saham dengan fundamental yang baik dan prospek jangka panjang yang menjanjikan.
Di sisi lain, beberapa katalis positif dari eksternal juga siap menopang pergerakan IHSG dalam waktu dekat. Salah satunya adalah potensi pemangkasan suku bunga oleh bank sentral Amerika Serikat, The Fed, yang kerap menjadi angin segar bagi pasar global. Tak hanya itu, kerangka kesepakatan dagang yang baru dicapai antara AS dan China juga diharapkan mampu meredakan tensi perang dagang global yang sempat memanas, menciptakan stabilitas ekonomi yang lebih baik.
Melihat dinamika pasar yang penuh sentimen jangka pendek ini, Steven Willie memberikan saran strategis kepada para investor. Ia merekomendasikan untuk mengakumulasi dan fokus pada saham-saham yang memiliki fundamental tangguh, sebagai benteng terhadap volatilitas pasar.
Untuk informasi lebih lanjut, MSCI memang tengah aktif meminta masukan dari para pelaku pasar terkait rencana penggunaan Monthly Holding Composition Report milik KSEI. Laporan ini akan dijadikan referensi tambahan dalam menghitung free float saham emiten di Indonesia. Selama ini, emiten di Indonesia hanya melaporkan pemegang saham dengan kepemilikan 5% atau lebih kepada Bursa Efek Indonesia (BEI). Berbeda dengan itu, data KSEI justru mencakup kepemilikan di bawah 5% dan menyediakan klasifikasi pemegang saham yang lebih rinci, menawarkan gambaran kepemilikan yang lebih transparan dan akurat.
Stockbit Sekuritas lebih lanjut menjelaskan rincian usulan MSCI. Estimasi free float akan ditentukan berdasarkan nilai terendah dari dua skema perhitungan berikut:
- Free float yang dihitung menggunakan data kepemilikan yang dilaporkan oleh emiten dalam keterbukaan informasi, laporan, dan siaran pers, sesuai dengan metodologi MSCI; dan
- Free float yang diestimasi berdasarkan data KSEI, di mana saham script (yang tidak tercatat di KSEI) serta kepemilikan ‘korporasi’ (baik lokal maupun asing) dan ‘others’ (lokal maupun asing) akan diklasifikasikan sebagai non-free float.
Sebagai alternatif, MSCI juga mengusulkan estimasi free float dari data KSEI dengan mengklasifikasikan saham script dan kepemilikan ‘korporasi’ (tanpa menghitung ‘others’) sebagai non-free float.
Penting untuk digarisbawahi, wacana perubahan metodologi free float ini masih dalam tahap konsultasi dan belum bersifat final. MSCI masih akan menerima masukan dari berbagai pelaku pasar hingga 31 Desember 2025. Hasil konsultasi tersebut direncanakan akan diumumkan sebelum 30 Januari 2026. Apabila proposal ini disetujui dan diterapkan, perubahan pada indeks MSCI akan diimplementasikan pada tinjauan indeks bulan Mei 2026 mendatang.



