Hubungan antara bintang Brasil Vinicius Jr dan pelatih Real Madrid, Xabi Alonso, dikabarkan telah memburuk hingga mencapai titik yang tidak dapat dipertahankan. Konflik yang memanas ini memuncak dalam laga El Clasico terbaru, memicu spekulasi serius tentang masa depan sang pemain sayap di Santiago Bernabeu.
Ketegangan tersebut mencapai puncaknya saat Vinicius secara kontroversial ditarik keluar pada menit ke-72 dalam laga El Clasico yang berhasil dimenangkan Real Madrid dengan skor 2-1 atas Barcelona di Stadion Santiago Bernabeu pada Minggu (26/10). Insiden inilah yang disebut-sebut menjadi pemicu utama bagi Vinicius Jr untuk benar-benar mempertimbangkan kemungkinan hengkang dari Real Madrid.
Menurut laporan dari Daily Mail, gesekan antara kedua tokoh ini telah berada pada level ketegangan tertinggi dan dalam situasi yang “di luar kendali.” Vinicius dilaporkan merasa status dan kontribusinya yang signifikan bagi tim telah diabaikan, terutama karena ia jarang diberi kesempatan bermain penuh dan sering ditarik lebih awal dari lapangan.
Kecamuk emosional Vinicius terlihat jelas di lapangan. Saat nomor punggungnya muncul di papan pergantian, Vinicius tampak melancarkan protes sebelum akhirnya berjalan menuju bangku cadangan sambil melontarkan keluhan, “Selalu saya. Lebih baik saya pergi.”
Di sisi lain, Xabi Alonso menegaskan bahwa keputusannya untuk melakukan pergantian pemain murni didasari alasan taktis. Pelatih berusia 43 tahun ini, yang mendapat dukungan penuh dari manajemen Real Madrid, menyatakan bahwa ia sangat menghargai performa Vinicius, namun harus menjaga keseimbangan tim di tengah jadwal pertandingan yang padat.
Situasi ini telah mendorong Vinicius Jr untuk mengeksplorasi opsi mencari klub baru pada bursa transfer Januari mendatang. Meskipun demikian, pemain berusia 25 tahun yang masih terikat kontrak hingga tahun 2027 ini juga tidak menutup kemungkinan untuk bertahan di klub jika ada perbaikan signifikan dalam situasi dan hubungannya dengan manajemen serta pelatih.
Faktor lain yang turut memperkeruh suasana adalah tekanan emosional yang dialami Vinicius akibat perlakuan rasialis yang terus-menerus ia terima sejak bergabung dengan Real Madrid pada tahun 2018. Pengalaman pahit ini telah membuatnya merasa kurang dihargai di Spanyol, menambah beban pada keputusannya mengenai masa depan.
Meskipun demikian, Alonso berupaya meredakan ketegangan, menyebut insiden tersebut sebagai “hal biasa di ruang ganti” yang kerap terjadi. Namun, jika konflik Vinicius Alonso ini tidak segera menemukan jalan keluar, Real Madrid berpotensi besar kehilangan salah satu pemain kuncinya di pertengahan musim, sebuah skenario yang tentu ingin dihindari oleh setiap penggemar dan pihak klub.



