Hakim PN Medan Khamozaro Waruwu: Profil & Fakta Rumah Kebakaran

Posted on

Seorang hakim di Pengadilan Negeri (PN) Medan, Khamozaro Waruwu (56), mengalami insiden mengejutkan ketika rumahnya di Kompleks Taman Harapan Indah, Kelurahan Tanjung Sari, Kecamatan Medan Selayang, Kota Medan, dilalap api pada Selasa (4/11) pukul 10.41 WIB. Peristiwa ini terjadi saat Khamozaro tengah memimpin persidangan, memaksanya untuk buru-buru pulang setelah menerima kabar duka tersebut. Sang hakim menyatakan kejanggalan dalam insiden kebakaran ini, namun menolak berspekulasi mengenai kemungkinan kaitannya dengan kasus-kasus besar yang sedang ditanganinya.

Merespons kejadian yang menimpa salah satu penegak keadilan ini, Mahkamah Agung dan Ikatan Hakim Indonesia (Ikahi) secara tegas mendesak pihak kepolisian untuk mengusut tuntas kasus kebakaran ini dengan serius dan profesional. Permintaan ini menggarisbawahi pentingnya menjaga integritas dan keamanan para hakim dalam menjalankan tugasnya.

Lalu siapa hakim Khamazaro?

Dikenal sebagai sosok yang berdedikasi, Khamozaro Waruwu telah merintis kariernya di dunia hukum sejak lama. Mengawali kiprahnya di Pengadilan Tata Usaha Negara Padang pada tahun 1994, perjalanan kariernya menanjak dari staf hingga menduduki posisi strategis. Ia pernah menjabat sebagai Ketua Pengadilan Negeri Sanggau pada tahun 2014, kemudian Ketua Pengadilan Negeri di Gunung Sitoli pada tahun yang sama, dan selanjutnya sebagai Ketua Pengadilan Negeri Rantau Prapat pada tahun 2018. Saat ini, Khamozaro Waruwu mengemban tugas sebagai hakim di Pengadilan Negeri Medan, membawa segudang pengalaman dan integritas.

Di bidang pendidikan, Khamozaro menamatkan pendidikan Strata 1 (S1) di Sekolah Tinggi Ilmu Hukum Padang, Jurusan Ilmu Hukum, dan melanjutkan studi Strata 2 (S2) Jurusan Ilmu Hukum di Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara, Medan. Ia juga sedang menempuh pendidikan Strata 3 (S3) jurusan hukum di Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara, dengan perkiraan kelulusan pada tahun 2025. Atas dedikasinya, ia pernah menerima penghargaan Satyalancana Karya Satya, sebuah bentuk apresiasi atas pengabdiannya.

Rasa Takut Pasti Ada

Dalam sebuah wawancara eksklusif di Medan pada Rabu (5/11), Khamozaro Waruwu secara jujur mengakui bahwa dalam menangani perkara-perkara besar yang berpotensi menarik kepentingan banyak pihak, rasa takut pasti menyelimuti. Namun, prinsip keadilan yang kuat selalu menjadi motivasinya untuk mengalahkan rasa takut tersebut. “Setiap menangani perkara besar, yang bisa menarik kepentingan, itu rasa takut ada. Tetapi rasa takut itu bisa kita kalahkan ketika ada rasa keinginan untuk menegakkan keadilan,” tegas Khamozaro, menunjukkan komitmennya yang tak tergoyahkan.

Terkait insiden kebakaran rumahnya, Khamozaro kembali mendesak pihak kepolisian untuk mengusut tuntas penyebab peristiwa tersebut. Ia juga mengonfirmasi bahwa laporan mengenai kebakaran rumahnya telah diteruskan ke Polda Sumut, menandakan keseriusan dalam penanganan kasus ini.

Kasus Korupsi Jalan

Saat ini, Khamozaro Waruwu diketahui tengah menangani sejumlah kasus penting, termasuk perkara korupsi proyek jalan dengan nilai fantastis, mencapai Rp 231 miliar. Salah satu terdakwa dalam kasus ini adalah mantan Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Sumut, Topan Ginting. Tak hanya itu, Khamozaro juga pernah mencuatkan kemungkinan untuk memanggil Gubernur Sumatera Utara, Bobby Nasution, sebagai saksi dalam perkara yang menyeret nama-nama besar tersebut.

Meskipun demikian, Khamozaro tetap enggan mengaitkan langsung insiden kebakaran rumahnya dengan kasus-kasus yang sedang ditanganinya. Ia menekankan pentingnya menunggu hasil penyelidikan polisi sebelum menarik kesimpulan. “Tidak berani kita menarik benang merahnya, kita jadi salah di sana, kecuali hasil (polisi). Bahwa di dalam fakta persidangan menemukan hal-hal berkaitan dengan mengguritanya praktik korupsi di Pemprov dan Kementerian PU, iya. Apakah ada hubungannya dengan saya menggali fakta itu dengan kejadian ini, saya tidak bisa menyimpulkan,” ujarnya, menunjukkan kehati-hatian dalam menyikapi situasi yang kompleks ini.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *