Jumlah korban ledakan di SMAN 72 Jakarta Utara terus diperbarui seiring proses penanganan medis yang intensif. Pihak kepolisian dan tenaga kesehatan masih secara cermat memantau perkembangan puluhan siswa yang harus menjalani perawatan di berbagai rumah sakit. Dari hasil pemeriksaan sementara, diketahui bahwa sebagian besar korban ledakan mengalami beragam cedera, mulai dari gangguan pendengaran, luka bakar ringan, hingga kasus trauma saluran pencernaan. Sebagai bentuk dukungan komprehensif, pemerintah, pihak sekolah, dan keluarga korban kini mulai memberikan pendampingan psikologis bagi para siswa yang terdampak.

Total Korban Mencapai 96 Orang, 29 Masih Dirawat di 3 RS
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengumumkan bahwa total korban ledakan SMAN 72 mencapai 96 orang pada saat kejadian. Dari jumlah tersebut, 29 di antaranya masih memerlukan perawatan intensif di tiga rumah sakit. Pada Sabtu (8/11), Kapolri menjelaskan, “Dari jumlah awal 96 (korban) saat kejadian, saat ini yang masih dirawat di Rumah Sakit Islam Cempaka Putih ada 14, kemudian di RS Yarsi ada 14, dan satu lagi di RS Pertamina. Sehingga total yang masih dirawat kurang lebih 29 orang.” Sementara itu, sebagian besar korban ledakan lainnya yang hanya mengalami luka ringan telah diizinkan pulang dan menjalani rawat jalan, dengan rata-rata mengalami masalah pada pendengaran. Sigit menambahkan bahwa dua pasien masih berada di ruang ICU karena memerlukan penanganan khusus.
Korban yang Sempat Kritis Kini Sudah Stabil
Di tengah perjuangan pemulihan korban SMAN 72, kisah salah satu siswa, Zainal Arifin, memberikan secercah harapan. Zainal sempat berada dalam kondisi kritis pascaoperasi, namun kini keadaannya mulai stabil. Kakaknya, Muhamad Nur Karim, menceritakan kepanikannya, ” (Sempat) kritis. Jadi dikabarkan oleh dokter itu masih enggak sadarkan diri, kondisinya masih nge-drop parah gitu. Dari jam 11 (malam) sampai jam 3 (subuh) saya tunggu belum ada kabar.” Muhamad langsung bergegas menuju rumah sakit setelah menerima informasi dari wali kelas adiknya. Ia mengungkapkan rasa syukurnya, “Iya, langsung ke rumah sakit. Saya buru-buru, kan, karena panik juga gitu. Takutnya kenapa-napa adiknya. Tapi, ya, alhamdulillah, sih, sekarang, ya, lumayan membaik.”

RSI Cempaka Putih: Sebagian Korban Alami Gangguan Pendengaran
Di RS Islam Cempaka Putih, 14 korban ledakan SMAN 72 masih dalam perawatan. Sementara itu, dilaporkan pula bahwa 29 korban lainnya telah dipulangkan. Direktur Utama RSI Cempaka Putih, dr Pradono Handojo, pada Sabtu (8/11), menyatakan bahwa IGD rumah sakit telah “clear” dari pasien ledakan karena tidak ada lagi pasien korban dari SMAN 72. Ia menjelaskan bahwa sekitar dua pertiga dari korban yang dirawat di sana mengalami gangguan pendengaran dan memerlukan pendampingan psikologis. “Setelah jasmani normal pulih, yang difokuskan konseling psikologi dan pencegahan agar hal ini tidak terjadi kembali,” tandasnya, menekankan pentingnya aspek mental dan upaya preventif.

1 Korban Dirawat di ICU RS Yarsi karena Trauma Pencernaan
Menteri Sosial Saifullah Yusuf menjenguk 15 korban ledakan SMAN 72 yang masih dirawat di RS Yarsi, dengan satu di antaranya berada dalam kondisi kritis. “Yang ada di rumah sakit ini, 15 secara keseluruhan. Satu masih di ICU, sementara yang lain sudah di kamar perawatan,” ujar Gus Ipul, sapaan akrabnya, kepada wartawan. Direktur Medis RS Yarsi, dr. Muhammadi, menjelaskan bahwa pasien kritis tersebut mengalami trauma serius pada saluran pencernaan dan telah menjalani operasi darurat. “Ada satu yang dalam kondisi critical. Itu dirawat hari ini di ruang intensif oleh dokter pediatrik intensif care kita. Kondisi pasien memang kemarin ada prosedur pembedahan emergensi dilakukan karena ada trauma pada saluran cerna yang bersangkutan dan ada tata laksana sana lanjutan yang akan kita siapkan. Jadi mungkin akan ada prosedur kedua untuk operasi lanjutannya terkait dengan kondisi kesakitan pasien,” terang Muhammadi. Meskipun demikian, rata-rata korban ledakan lainnya yang dirawat di RS Yarsi, yang mengalami trauma pada bagian pendengaran, kini sudah menunjukkan perbaikan dan secara bertahap dipulangkan. Tim dokter spesialis THT sedang melakukan anamnesis dan diagnostik lanjutan untuk pasien dengan gangguan pendengaran.




