Harga minyak dunia menunjukkan sedikit penurunan pada perdagangan Selasa (11/11/2025) pagi. Pukul 07.25 WIB, harga minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Desember 2025 di New York Mercantile Exchange tercatat di US$ 60 per barel. Angka ini merefleksikan penurunan tipis sebesar 0,13% dari posisi sehari sebelumnya yang berada di US$ 60,13 per barel.
Meski sedikit terkoreksi, harga minyak WTI terpantau stabil di level psikologis US$ 60 per barel. Stabilitas ini terjadi di tengah kecermatan para pelaku pasar minyak terhadap sinyal pelemahan pasar, sambil menanti laporan krusial yang dapat memberikan petunjuk lebih lanjut mengenai potensi surplus global yang membayangi.
Mengutip data Bloomberg, pergerakan harga minyak mentah WTI di kisaran US$ 60 per barel ini menyusul kenaikan signifikan sebesar 0,6% yang terjadi pada perdagangan Senin (10/11/2025), menunjukkan volatilitas harga dalam rentang yang terbatas.
Fokus utama para investor kini tertuju pada rilis analisis bulanan dari Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) serta prospek minyak tahunan yang akan diterbitkan oleh Badan Energi Internasional (IEA), keduanya dijadwalkan pada Rabu pekan ini. Informasi dari kedua lembaga ini sangat dinanti untuk memahami arah `pasar minyak` ke depan.
Terlebih, IEA sebelumnya telah memproyeksikan rekor kelebihan pasokan tahunan untuk tahun 2026, sebuah prediksi yang tentu menambah ketidakpastian di `pasar minyak` global terkait keseimbangan antara penawaran dan permintaan.
Di samping faktor fundamental pasokan, perhatian pasar minyak juga diarahkan pada dinamika impor minyak India. Presiden AS Donald Trump mengungkapkan bahwa Amerika Serikat hampir mencapai kesepakatan dagang dengan India, sembari mengklaim adanya pengurangan substansial dalam pembelian minyak Rusia oleh negara tersebut.
Langkah ini merupakan bagian dari desakan Trump kepada India untuk membatasi impor minyak mentah dari Rusia, sebagai upaya strategis dalam menekan Rusia dan mengakhiri konflik di Ukraina, yang secara tidak langsung turut memengaruhi lanskap geopolitik dan `perdagangan minyak` global.



