
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Pasar logam mulia kembali menunjukkan geliatnya, di mana harga emas berhasil melesat tinggi setelah sempat mengalami koreksi. Pada Selasa (11/11/2025), emas Antam mencatat kenaikan signifikan sebesar Rp 27.000, membawa harganya mencapai Rp 2.360.000 per gram. Angka ini menandai kelanjutan tren penguatan yang telah dimulai sejak awal pekan, memicu perhatian para investor terhadap prospek investasi emas.
Analis mata uang dan komoditas Doo Financial Futures, Lukman Leong, memberikan pandangan optimis mengenai pergerakan harga emas ini. Menurutnya, potensi kenaikan masih terbuka lebar. Ia menegaskan bahwa tren penguatan logam mulia belum menunjukkan tanda-tanda mereda. Hal ini didorong oleh permintaan global yang diprediksi akan tetap kuat dalam beberapa tahun ke depan, terutama dari pihak bank sentral dunia yang secara konsisten mengakumulasi cadangan emas mereka.
“Rally harga emas memang belum saatnya berakhir mengingat permintaan secara umum, terutama dari bank sentral, masih akan kuat hingga beberapa tahun ke depan,” ujar Lukman Leong kepada Kontan, Selasa (11/11/2025), memperkuat argumennya mengenai daya tahan pasar emas.
Lukman juga menyarankan agar para investor cermat dalam memahami tujuan investasi emas mereka sebelum mengambil keputusan. Bagi mereka yang berorientasi jangka panjang, emas tetap sangat layak untuk dikoleksi. Posisi emas sebagai aset lindung nilai (safe haven) terbukti efektif dalam menjaga nilai aset di tengah ketidakpastian ekonomi, menjadikannya pilihan strategis untuk mitigasi risiko.
Namun, bagi investor yang ingin memanfaatkan momentum pergerakan harga, strategi pembelian dan realisasi keuntungan harus dilakukan dengan pendekatan yang hati-hati. “Investor yang ingin mengambil untung bisa membeli secara bertahap, terbaik ketika harga terkoreksi, namun tetap bisa membeli ketika harga mulai naik. Untuk yang ingin merealisasikan keuntungan, sebaiknya menggunakan pendekatan teknikal agar lebih tepat waktu,” jelas Lukman, memberikan panduan praktis untuk strategi investasi emas jangka pendek.
Proyeksi Lukman Leong terhadap harga emas global cukup ambisius. Ia memperkirakan harga emas dapat mencapai kisaran US$ 4.200-US$ 4.400 per ons troi hingga akhir tahun 2025. Bahkan, ia tidak menutup kemungkinan harga emas bisa menembus level US$ 5.000 per ons troi pada tahun berikutnya, mengindikasikan prospek yang sangat cerah bagi komoditas ini.
Peningkatan daya tarik emas sebagai aset safe haven ini tidak lepas dari konteks geopolitik dan ekonomi global. Kepercayaan dunia terhadap dolar AS dinilai semakin memudar, diperparah oleh kebijakan ekonomi Amerika Serikat di bawah pemerintahan Trump yang dianggap kurang rasional. Faktor-faktor ini secara kolektif mendorong investor untuk mencari alternatif yang lebih stabil, dan emas menjadi pilihan utama.
“Emas semakin menarik sebagai safe haven karena kepercayaan dunia terhadap dolar AS memudar, apalagi dalam lima tahun terakhir,” pungkas Lukman, menegaskan peran krusial emas dalam menjaga stabilitas portofolio di tengah dinamika ekonomi global yang penuh tantangan.



