KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Kinerja PT Aspirasi Hidup Indonesia Tbk (ACES) menunjukkan perlambatan di tengah tekanan pelemahan daya beli konsumen. Hal ini turut tercermin dari pergerakan harga sahamnya yang tertekan tajam, di mana sejak awal tahun hingga penutupan perdagangan Jumat (26/9) lalu, saham ACES anjlok 45,57% ke posisi Rp 430 per saham.
Analis Mirae Asset Sekuritas, Abyan Habib Yuntoharjo, mengungkapkan bahwa performa penjualan ACES pada Agustus 2025 tercatat Rp 719 miliar, meningkat 1,7% secara tahunan (yoy). Apabila diakumulasikan sejak Januari hingga Agustus, kinerja penjualan perusahaan mencapai Rp 5,7 triliun, naik 3,3% yoy, atau sekitar 64% dari target tahun 2025. Abyan menjelaskan, meskipun penjualan ini masih sejalan dengan tren historis, laju pertumbuhannya melambat signifikan dibandingkan tahun lalu yang mencatatkan pertumbuhan dua digit. Faktor utama penekan kinerja tersebut disebabkan oleh pelemahan daya beli konsumen.
Lebih lanjut, data Same Store Sales Growth (SSSG) ACES menunjukkan penurunan 4,1% yoy pada periode Agustus 2025, serta telah menurun 3% sejak awal tahun 2025. Penurunan terdalam terjadi di wilayah Jakarta sebesar -5,9% dan di luar Jakarta -5,3%. Sementara itu, performa SSSG di wilayah luar Jawa menunjukkan ketahanan yang lebih baik dengan penurunan -1,8%, sehingga sedikit menahan angka nasional. “Dengan SSSG yang negatif, ekspansi gerai menjadi penopang utama pertumbuhan pendapatan. Namun, produktivitas toko baru berpotensi lebih lambat akibat daya beli yang lemah,” kata Abyan dalam risetnya, Senin (22/9) lalu.
Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia, Abdul Azis Setyo Wibowo, menyampaikan bahwa kinerja fundamental ACES saat ini pada dasarnya sudah terrefleksi dalam pergerakan sahamnya. Meskipun penjualan masih tumbuh positif, tekanan pada margin laba dan SSSG negatif membuat investor cenderung memberikan valuasi konservatif. “Hal ini menunjukkan pasar cukup realistis menilai prospek ACES di tengah daya beli yang lemah,” ucap Azis kepada Kontan, Jumat (26/9) lalu.
Meski demikian, Azis menilai saham ACES masih memiliki ruang penguatan untuk jangka menengah hingga panjang. Faktor pendukungnya antara lain ekspansi gerai baru, penguatan strategi omnichannel, dan potensi pemulihan daya beli konsumen. Azis menambahkan, “Jika strategi ini berjalan efektif dan kondisi makro lebih kondusif, kinerja fundamental maupun harga saham ACES berpeluang membaik.”
Menyikapi dinamika pasar domestik maupun global, Head of Corporate Communications & Sustainability ACES, Melinda Pudjo, menerangkan bahwa perusahaan fokus pada beberapa hal utama untuk menjaga ketahanan bisnis. Strategi ini meliputi efisiensi operasional, penguatan rantai pasok, serta pemanfaatan teknologi untuk mendukung kanal penjualan offline maupun online. Selain itu, ACES terus memperkuat ekosistem omnichannel demi memberikan pengalaman belanja yang lebih mudah dan tanpa hambatan bagi pelanggan.
Dari sisi pengembangan usaha, fokus utama perusahaan adalah ekspansi jaringan toko, khususnya di kota-kota berkembang tier 2 dan tier 3, untuk menjangkau pasar baru yang potensial. Hingga saat ini, ACES telah berhasil membuka 16 toko baru AZKO dan menjangkau 11 wilayah baru, di antaranya Abepura, Sorong, Indramayu, Palu, Singaraja, Cianjur, Pematang Siantar, Kolaka, Bukittinggi, dan Rantau Prapat. “Sisa target pembukaan toko baru akan direalisasikan secara bertahap hingga akhir tahun agar rencana ekspansi 25–30 gerai di 2025 tetap tercapai,” jelas Melinda kepada Kontan, akhir pekan lalu.
Rekomendasi Saham
Dalam rekomendasinya, Abyan merekomendasikan buy saham ACES di target harga Rp 550 per saham dengan valuasi 12,5 kali P/E. Rekomendasi ini mencerminkan lemahnya permintaan diskresioner dan minimnya katalis positif jangka pendek. Sementara itu, Azis merekomendasikan netral untuk saham ACES di target harga Rp 460 per saham.