Sebuah temuan mengejutkan dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) telah mengungkap adanya mikroplastik dalam air hujan di Jakarta. Hasil penelitian ini menjadi peringatan serius bahwa polusi plastik kini tidak hanya mencemari tanah dan laut, melainkan juga telah merambah atmosfer, membawa konsekuensi bagi kualitas udara dan lingkungan perkotaan.
Peneliti BRIN, Muhammad Reza Cordova, menjelaskan bahwa studi yang dilakukan sejak tahun 2022 secara konsisten menunjukkan keberadaan partikel mikroplastik di setiap sampel air hujan Ibu Kota. Partikel-partikel mikroskopis berbahaya ini terbentuk dari proses degradasi limbah plastik yang kemudian melayang di udara akibat padatnya aktivitas manusia. Sumber-sumber utama mikroplastik ini meliputi serat sintetis pakaian, debu yang berasal dari kendaraan dan ban, sisa pembakaran sampah plastik, serta degradasi plastik di ruang terbuka, seperti yang disampaikan Reza dari situs BRIN pada Jumat (17/10).
Menyikapi hasil penelitian BRIN yang krusial ini, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta segera mengambil langkah tindak lanjut. Kepala DLH DKI Jakarta, Asep Kuswanto, menegaskan komitmen pihaknya untuk terus memperkuat upaya pengendalian sampah plastik dari hulu hingga hilir. Ini mencakup pemantauan kualitas udara dan air hujan secara berkelanjutan, sebagai bagian integral dari upaya menjaga kebersihan dan kesehatan lingkungan Jakarta.
Asep Kuswanto juga menggarisbawahi pentingnya peran seluruh elemen masyarakat. Ia menyatakan bahwa menjaga langit Jakarta dari cemaran mikroplastik adalah tanggung jawab bersama, dan perubahan perilaku masyarakat menjadi kunci utama dalam menanggulangi persoalan plastik ini. Pernyataan ini disampaikan Asep dalam keterangannya pada Sabtu (19/10), menekankan pentingnya kesadaran kolektif.
Dalam rangka mengatasi masalah ini, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta telah mengimplementasikan berbagai kebijakan dan program. Di antaranya adalah penerbitan Peraturan Gubernur Nomor 142 Tahun 2019 tentang Kewajiban Penggunaan Kantong Belanja Ramah Lingkungan, perluasan Jakarta Strategi Daerah (Jakstrada) Persampahan yang menargetkan pengurangan sampah 30 persen dari sumbernya, serta pengembangan bank sampah, fasilitas Tempat Pengelolaan Sampah Reduce, Reuse, Recycle (TPS 3R), dan inisiatif daur ulang berbasis komunitas. Langkah-langkah ini bertujuan untuk mengurangi jejak plastik di lingkungan.
Saat ini, DLH DKI Jakarta bersama BRIN tengah berkolaborasi untuk memperluas cakupan pemantauan mikroplastik di udara dan air hujan. Inisiatif ini diwujudkan melalui sistem Jakarta Environmental Data Integration (JEDI), sebuah platform berbasis data yang dirancang untuk memantau kualitas lingkungan secara komprehensif. Data yang terkumpul dari sistem JEDI ini akan menjadi dasar kuat bagi pengambilan kebijakan berbasis bukti (evidence-based policy) yang lebih efektif dan terarah di masa mendatang.
Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung, menanggapi temuan BRIN mengenai kandungan mikroplastik dalam air hujan di Jakarta, memastikan bahwa Pemprov DKI telah melakukan pendalaman serius terhadap hasil penelitian tersebut. “Untuk hal yang berkaitan dengan hujan yang mengandung plastik yang ditemukan oleh BRIN, kami sudah melakukan pendalaman,” ujar Pramono di Kantor Wali Kota Jakarta Timur, Cakung, Jakarta, pada Selasa (21/10). Ia menambahkan, pihaknya akan segera meminta Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta untuk menyampaikan hasil kajian mereka secara khusus kepada publik dalam waktu dekat, sebagai bentuk transparansi dan akuntabilitas pemerintah kepada masyarakat.