Angola & Ethiopia Incar Kerja Sama Pertanian dengan Indonesia: Peluang Ekonomi?

Posted on

Indonesia Jajaki Kerja Sama Ekonomi dengan Angola dan Ethiopia, Fokus Sektor Pertanian

Angola dan Ethiopia menunjukkan ketertarikan besar untuk mempererat kerja sama ekonomi dengan Indonesia, khususnya di sektor pertanian yang menjanjikan potensi besar bagi kedua belah pihak.

Ketertarikan ini mencuat dalam pertemuan bilateral antara pemerintah Indonesia dan kedua negara di sela-sela Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Afrika Selatan. Wakil Menteri Luar Negeri, Arrmanatha Christiawan Nasir, mengungkapkan bahwa Angola dan Ethiopia ingin belajar dari pengalaman Indonesia dalam mengembangkan sektor pertanian.

“Mereka ingin mendorong kerja sama di bidang pertanian. Angola, misalnya, tertarik mempelajari sektor pertanian seperti kopi dan kakao dari Indonesia,” ujar Arrmanatha dalam konferensi pers daring mengenai hasil KTT G20 Afrika Selatan 2025. “Ethiopia pun menunjukkan keinginan serupa,” imbuhnya.

Menindaklanjuti hal ini, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menyatakan bahwa usulan kerja sama ini akan diteruskan kepada menteri teknis terkait untuk pendalaman lebih lanjut. Selain itu, Angola dan Ethiopia juga berencana melakukan kunjungan kenegaraan ke Indonesia.

“Kami akan menyampaikan kepada Bapak Presiden agar menteri terkait dapat berkunjung terlebih dahulu ke negara-negara tersebut untuk memperdalam potensi kerja sama,” kata Airlangga.

Lebih lanjut, Airlangga menjelaskan bahwa Ethiopia sebenarnya telah menjadi tujuan investasi beberapa perusahaan asal Indonesia. “Ada lima sampai enam perusahaan Indonesia yang beroperasi di sana dan mereka membutuhkan dukungan dari Indonesia, terutama di sektor agrikultur dan produk turunan kelapa sawit,” jelasnya.

Kerja Sama Lainnya: Pusat Data, Industri Pertahanan, hingga Energi

Selain sektor pertanian, beberapa negara lain juga tertarik untuk menjalin kerja sama dengan Indonesia. Finlandia, misalnya, berminat untuk berinvestasi di industri pusat data.

“Finlandia, sebagai negara dengan teknologi tinggi, tertarik untuk masuk ke sektor pusat data di Indonesia,” ungkap Airlangga.

Dalam KTT G20 tersebut, PT Dahana, sebuah BUMN di sektor pertahanan, juga menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan Rheinmetall, perusahaan industri pertahanan asal Jerman. Kerja sama ini meliputi pendirian fasilitas untuk bahan peledak, yang teknisnya masih akan diteliti lebih lanjut.

Di sektor energi, Airlangga juga menyampaikan bahwa akan ada investasi yang masuk di hulu minyak dan gas (migas) dengan perkiraan nilai mencapai USD 2,6 miliar. Namun, detail mengenai investasi ini masih dalam tahap pembahasan antara Pertamina dan mitra-mitranya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *