Bekasi Memanas: Bentrok Massa Pecah, Batu vs. Gas Air Mata

Posted on

Bekasi kembali dilanda gejolak pada Minggu (31/8) malam, saat sejumlah massa berkumpul di berbagai lokasi strategis. Salah satu titik utama kericuhan adalah di Jalan Pangeran Jayakarta, Kelurahan Harapan Mulya, Kecamatan Medan Satria, area yang berdekatan dengan Polres Metro Bekasi.

Ketegangan memuncak ketika kelompok massa mulai melempari aparat kepolisian dengan batu. Situasi ini langsung direspons oleh petugas keamanan dengan menembakkan gas air mata untuk membubarkan kerumunan.

Selain area sekitar Jalan Pangeran Jayakarta, bentrokan antara polisi dan massa di Bekasi juga meluas ke titik lain, termasuk di sepanjang Jalan Ahmad Yani dan di Jembatan Layang Summarecon. Dari atas jembatan, sejumlah individu terlihat melempari petugas kepolisian yang berjaga di bawahnya, menambah daftar lokasi yang terdampak insiden.

Hingga berita ini ditulis pada pukul 21.15 WIB, kondisi di Bekasi masih diliputi ketegangan. Meskipun telah berulang kali dipukul mundur oleh aparat, kelompok massa tetap bertahan di lokasi, menunjukkan persistensi di tengah upaya pembubaran.

Kericuhan malam itu bukanlah yang pertama. Sebelumnya, pada Minggu (31/8) sekitar pukul 18.00 WIB, insiden serupa telah pecah di dekat Polres Metro Bekasi Kota, tepatnya di Jalan Pangeran Raya, Bekasi Kota, menandai dimulainya serangkaian gejolak hari itu.

Pada kejadian sore hari tersebut, massa terlihat melemparkan batu ke arah Markas Komando (Mako) Polres. Aparat kepolisian kemudian membalas dengan menembakkan gas air mata untuk meredam aksi pelemparan tersebut dan mengendalikan situasi.

Seorang petugas di lokasi kejadian menegaskan urgensi tindakan tersebut, menyatakan, “Gas air mata terpaksa kami tembakkan untuk menghalau massa yang semakin beringas dan mencegah eskalasi lebih lanjut.”

Dalam upaya penertiban, beberapa pemuda yang terindikasi menjadi provokator berhasil diamankan oleh aparat. Demi keamanan, masyarakat sekitar lokasi insiden juga diimbau untuk segera menjauh guna menghindari risiko terjebak dalam bentrokan.

***

Pesan Redaksi: Demonstrasi adalah hak konstitusional setiap warga negara dalam berdemokrasi. Namun, demi kepentingan dan keselamatan bersama, sangat penting bagi setiap aksi unjuk rasa untuk selalu dilakukan secara damai, menjauhi segala bentuk penjarahan, pengerusakan fasilitas publik, dan tindakan anarkis lainnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *