Kabar mengejutkan mencuat dari dunia perbankan sentral. Di tengah geliat banyak negara yang sibuk menambah cadangan emasnya, Bank Indonesia (BI) justru disebut-sebut telah melepas sebanyak 11 ton emas batangan. Informasi mengenai dugaan aksi jual yang kontras ini disampaikan oleh Analis Senior EMEA World Gold Council, Krishan Gopaul, seperti dikutip dari laman kitco.com pada Senin (6/10).
Menurut Gopaul, tren penguatan cadangan emas global terus berlanjut. Hingga Agustus 2025, misalnya, Bank Nasional Kazakhstan telah mengakuisisi 8 ton emas batangan. Tak hanya itu, beberapa bank sentral lainnya seperti Bank Nasional Bulgaria, Bank Sentral Turki, Bank Rakyat Cina, Bank Sentral Uzbekistan, Bank Nasional Ceko, dan Bank Ghana, masing-masing turut memperkaya cadangan emas mereka dengan tambahan sekitar 2 ton. Secara keseluruhan, Gopaul mencatat bahwa bank-bank sentral berhasil menambahkan 15 ton bersih ke total cadangan emas global pada bulan Agustus, sebuah pola pembelian yang kembali terlihat setelah cadangan global sempat stagnan di bulan Juli.
Berbanding terbalik dengan tren global yang dominan, langkah Bank Indonesia yang diduga menjual 11 ton cadangan emas batangan ini sontak memicu beragam spekulasi. Pengamat Mata Uang dan Komoditas, Ibrahim Assuabi, turut memberikan analisisnya. Berdasarkan informasi yang ia peroleh dari IMF, Assuabi menguatkan dugaan bahwa BI memang melakukan penjualan emas batangan tersebut. Menurut Ibrahim, tindakan ini kemungkinan besar didorong oleh kebutuhan mendesak Bank Indonesia akan likuiditas dolar yang kuat untuk menjaga stabilitas nilai rupiah di pasar internasional. “Satu-satunya cara untuk mendapatkan dolar, dana tunai, adalah dengan menjual emas batangan. Dengan demikian, Bank Indonesia tetap memiliki kemampuan untuk melakukan intervensi di pasar internasional,” jelas Ibrahim.
BI Bantah Telah Jual 11 Ton Cadangan Emas Batangan
Kendati demikian, Bank Indonesia dengan cepat memberikan klarifikasi dan membantah keras klaim penjualan 11 ton emas batangan tersebut. Ramdan Denny Prakoso, Kepala Departemen Komunikasi BI, menegaskan bahwa pihaknya tidak pernah melakukan penjualan emas sebagaimana yang diberitakan. Ia juga mengimbau seluruh masyarakat dan pihak terkait untuk selalu merujuk pada informasi resmi mengenai perkembangan cadangan devisa Indonesia yang secara berkala dimutakhirkan melalui situs web resmi Bank Indonesia. “Merespons pertanyaan mengenai BI melakukan penjualan emas sebanyak 11 ton yang beredar, dapat kami sampaikan bahwa Bank Indonesia tidak melakukan penjualan emas sebagaimana disebutkan,” tegas Ramdan dalam keterangannya.