caristyle.co.id Bitcoin (BTC) kembali mendekati rekor tertinggi sepanjang masa, menyentuh angka US$118.000 pada perdagangan Kamis (18/9/2025) waktu Wall Street. Pergerakan ini mengulang pola yang pernah mengantarkannya ke puncak sebelumnya, namun para analis mengingatkan bahwa perjalanan menuju fase price discovery selanjutnya tidak akan mudah.
Kenaikan harga Bitcoin ini terjadi beriringan dengan pencapaian rekor baru oleh indeks S&P 500 dan Nasdaq. Hal ini terjadi sehari setelah Federal Reserve (The Fed) memangkas suku bunga untuk pertama kalinya di tahun 2025. Dolar AS sendiri menguat pada Kamis (18/9), menunjukkan bahwa pasar menilai kebijakan The Fed tidak terlalu dovish (longgar).
Menurut data Cointelegraph Markets Pro dan TradingView, BTC/USD berhasil menembus level resistensi penting. The Kobeissi Letter, sebuah trading resource terkemuka, menilai tren positif aset berisiko akan berlanjut hingga tahun depan. Analis dari lembaga tersebut mencatat, “Ketika The Fed memangkas suku bunga sementara indeks saham mendekati rekor, rata-rata S&P 500 naik 14% dalam 12 bulan.”
Di tengah euforia ini, emas juga mengalami fluktuasi setelah mencetak rekor baru sehari sebelumnya, dengan harga US$3.700 per troy ons menjadi fokus perhatian pasar. Sementara itu, di pasar dalam negeri, Bitcoin dan XRP menjadi aset kripto yang paling banyak diperdagangkan di Indodax, dengan total nilai transaksi mencapai Rp 28,1 triliun.
Bitcoin saat ini berupaya mengokohkan support di kisaran US$117.000, sementara menghadapi resistensi terakhir sebelum memasuki area price discovery. Caleb Franzen, pendiri Cubic Analytics, melihat kemiripan pola pergerakan saat ini dengan pergerakan pada Mei lalu, di mana harga berhasil menembus volume-weighted average price (VWAP) dari rekor tertinggi sebelumnya. Franzen menambahkan, “Sejak menembus VWAP dari ATH (All-Time High), Bitcoin selalu menunjukkan tren positif.”
Meskipun prospek makro ekonomi dinilai solid, beberapa analis tetap mengingatkan potensi risiko. Material Indicators, sebuah trading resource lain, memperingatkan adanya potensi “exit pump”, di mana likuiditas yang terakumulasi di sekitar harga saat ini dapat memicu volatilitas tajam. Analis mereka menulis, “Secara makro masih bullish (optimis), tetapi kondisi saat ini terasa lebih seperti short-term exit pump daripada fase akumulasi.” Level US$116.500 dan US$119.000 menjadi titik penting yang perlu dipantau oleh para investor.