JAKARTA. Prospek saham PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) diyakini masih menjanjikan pertumbuhan pada tahun mendatang. Meskipun demikian, analis menilai bahwa nilai wajar saham BUKA saat ini sudah berada pada level yang sepadan.
Etta Rusdiana Putra, Analis Maybank Sekuritas Indonesia, dalam risetnya tanggal 1 Desember 2025, mengungkapkan bahwa BUKA memiliki daya dorong signifikan dari bisnis distribusi gim, yang menjadi mesin utama penghasilan perusahaan.
Etta memproyeksikan margin kotor BUKA akan mencapai 7,8% pada tahun buku 2026 hingga 2027. Selain itu, pendapatan bunga diperkirakan mampu menutupi beban penjualan, umum, dan administrasi (SG&A) hingga sekitar 1,5 kali pada tahun 2026. “Kondisi ini dinilai cukup solid untuk menjaga keberlangsungan operasional perusahaan,” ujarnya.
Perkuat Bisnis Investasi, Bukalapak Lewat BMoney Buka Privilege Lounge di Bandung
Sejalan dengan pandangan positif tersebut, target harga saham BUKA berbasis SOTP (sum-of-the-parts) dinaikkan dari Rp 145 menjadi Rp 170 per saham. Valuasi ini mencerminkan diskon 29% terhadap estimasi saldo kas dan investasi lain BUKA sebesar Rp 24,6 triliun, serta setara dengan valuasi 23 kali core P/E dan 0,6 kali P/BV.
“Namun, mengingat harga saham saat ini dinilai telah mencerminkan valuasi tersebut, rekomendasi untuk saham BUKA diturunkan menjadi hold,” jelas Etta dalam risetnya. Hingga Selasa (2/12), harga saham BUKA berada di Rp 167 per saham.
Menurut perhitungan Etta, pendapatan BUKA akan tumbuh dengan CAGR 17% sepanjang 2024–2027, mencapai Rp 7,08 triliun pada tahun 2027. Pendorong utama kenaikan ini adalah bisnis distribusi gim, yang diproyeksikan menyumbang Rp 5,4 triliun pada tahun 2026, atau sekitar 80% dari total pendapatan, dengan pertumbuhan tahunan 7%.
“Keputusan BUKA untuk keluar dari bisnis marketplace C2C yang sangat kompetitif dinilai tepat, karena mengurangi kebutuhan belanja pemasaran besar-besaran,” kata Etta. Kini, fokus bisnis inti BUKA adalah distribusi gim dan layanan online-to-offline (O2O), yang didukung oleh ekspansi terbatas pada segmen ritel dan investasi.
Pergeseran fokus bisnis ini memungkinkan margin kotor tetap stabil di level 7,8% pada 2026–2027, sekaligus meningkatkan profitabilitas dibandingkan model bisnis sebelumnya.
Lebih lanjut, Etta menyoroti bahwa BUKA memiliki posisi kas yang kuat, di mana pendapatan bunga mampu menutupi biaya operasional. Efisiensi biaya diproyeksikan tetap terjaga, dengan SG&A naik moderat 4% secara tahunan menjadi Rp 710 miliar pada tahun 2026.
Bukalapak (BUKA) Raup Laba Bersih Rp 464,45 Miliar pada Semester I-2025
Pendapatan bunga diperkirakan mencapai Rp 1,1 triliun, cukup untuk menutupi biaya operasional hingga 1,5 kali. Total kas dan investasi BUKA diperkirakan mencapai Rp 24 triliun, atau sekitar Rp 239 per saham.
Namun, terbatasnya peluang pertumbuhan di ekosistem teknologi membuat perusahaan kesulitan untuk memperoleh valuasi premium. Di sisi lain, BUKA diperkirakan akan tetap berhati-hati dalam menyalurkan dana kasnya yang besar.
Etta memperingatkan bahwa BUKA berpotensi mengalami risiko cash trap karena memiliki dana besar, namun minim peluang pertumbuhan yang signifikan.
Oleh karena itu, Maybank Sekuritas memberikan target harga baru di Rp 170 per saham, yang mencerminkan diskon 29% terhadap estimasi saldo kas BUKA sebesar Rp 24,6 triliun. Dengan semakin terbatasnya potensi ekspansi bisnis yang dapat memberikan imbal hasil tinggi, BUKA dinilai semakin menyerupai perusahaan holding investasi dengan peluang pertumbuhan yang minim.
“Kondisi ini menciptakan risiko cash trap, yaitu situasi di mana dana kas besar tidak dapat dialokasikan secara efektif untuk menciptakan nilai baru bagi pemegang saham,” jelas Etta dalam risetnya.
Meskipun demikian, risiko utama terhadap pandangan ini adalah apabila BUKA mampu mengeksekusi strategi alokasi modal lebih baik dari perkiraan, misalnya melalui investasi bernilai tinggi atau program pembelian kembali saham (buyback) yang berpotensi membuka nilai tambah lebih besar bagi pemegang saham.
Bukalapak (BUKA) Siapkan Rp 1,13 Triliun untuk Lanjutkan Periode Buyback Saham
Pada tahun ini, BUKA diperkirakan akan menghasilkan pendapatan sebesar Rp 6,21 triliun dengan laba bersih Rp 768 miliar. Sementara pada tahun 2026, pendapatan BUKA diproyeksikan mencapai Rp 6,63 triliun dengan laba bersih Rp 810 miliar.
Hingga pukul 11.59 WIB, harga saham BUKA tercatat naik 0,6% di Rp 167 per saham.



