
caristyle.co.id Bursa saham Asia-Pasifik dibuka menguat pada perdagangan Senin (22/12/2025), seiring investor mencermati keputusan suku bunga pinjaman utama (loan prime rate/LPR) China yang akan diumumkan hari ini.
Suku bunga acuan pinjaman satu tahun di China menjadi patokan bagi sebagian besar kredit baru dan kredit berjalan, sementara LPR tenor lima tahun berpengaruh besar terhadap sektor properti karena menjadi acuan suku bunga hipotek.
Saham Blue Chip Penekan IHSG 2025: BBCA, BBRI, BYAN, AMMN Layak Beli?
Melansir laman CNBC, Di Australia, indeks S&P/ASX 200 naik 0,54% pada awal perdagangan. Sementara itu, pasar saham Jepang mencatatkan penguatan signifikan, dengan Nikkei 225 melonjak 1,58% dan Topix menguat 0,86%.
Penguatan pasar Jepang terjadi setelah Bank of Japan (BOJ) pada Jumat lalu menaikkan suku bunga acuannya sebesar 25 basis poin menjadi 0,75%, level tertinggi dalam tiga dekade terakhir.
Di Korea Selatan, indeks Kospi melesat 1,83%, sedangkan indeks saham berkapitalisasi kecil Kosdaq naik 0,99%.
Sementara itu, kontrak berjangka Hang Seng Index di Hong Kong berada di level 25.843, lebih tinggi dibandingkan penutupan terakhir indeks Hang Seng di posisi 25.690,53.
Dari Amerika Serikat (AS), pasar saham Wall Street juga ditutup menguat pada Jumat lalu, menandai dua hari kenaikan beruntun.
Bea Keluar Emas Berlaku Besok (23/12), Ini Dampaknya ke Saham UNTR ANTM BRMS & PSAB
Penguatan tersebut didorong oleh saham Oracle, di tengah kembalinya optimisme investor terhadap sektor kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) setelah sempat dilanda volatilitas.
Saham Oracle melonjak 6,6% setelah TikTok sepakat menjual operasionalnya di Amerika Serikat kepada perusahaan patungan baru yang melibatkan Oracle dan perusahaan ekuitas swasta Silver Lake.
Indeks Nasdaq Composite naik 1,31% ke level 23.307,62. S&P 500 menguat 0,88% menjadi 6.834,50, sedangkan Dow Jones Industrial Average bertambah 183,04 poin atau 0,38% dan ditutup di posisi 48.134,89.
Sentimen positif dari Wall Street turut menjadi katalis bagi penguatan pasar saham Asia di awal pekan ini, di tengah perhatian investor terhadap arah kebijakan moneter China.



