JAKARTA, caristyle.co.id – Bursa saham Asia mengalami tekanan jual yang signifikan pada perdagangan pagi ini. Pada hari Jumat, 21 November 2025, pukul 08.22 WIB, indeks Nikkei 225 terjun bebas 2,09% ke level 48.780,19. Senada dengan itu, Indeks Hang Seng juga dibuka dengan penurunan tajam sebesar 1,45% ke posisi 25.460,42.
Penurunan juga melanda indeks Taiex yang melemah 2,79% ke 26.661,99 dan indeks Kospi yang anjlok lebih dalam sebesar 3,28% ke 3.873,33. Sementara itu, indeks ASX 200 turut terkoreksi sebesar 1,34% ke level 8.437,9.
Di kawasan Asia Tenggara, sentimen negatif juga terasa. FTSE Straits Times terpantau melemah 0,55% ke 4.487,28, diikuti oleh FTSE Malay KLCI yang turun tipis 0,2% ke 1.616,8.
Kompaknya pelemahan bursa saham Asia ini dipicu oleh aksi jual pada saham-saham teknologi. Saham konglomerasi teknologi raksasa, SoftBank, mengalami penurunan paling signifikan, yakni lebih dari 10%. Hal ini dipicu oleh koreksi yang terjadi pada saham-saham teknologi di Amerika Serikat (AS) dan memudarnya harapan investor terhadap potensi penurunan suku bunga oleh Federal Reserve pada bulan Desember mendatang.
Begini Rekomendasi dan Target Harga Saham XLSmart (EXCL)
Sektor teknologi di bursa saham Jepang turut merasakan imbasnya. Saham Advantest memimpin penurunan dengan koreksi lebih dari 9%, diikuti oleh Tokyo Electron yang turun hampir 6%, Lasertec yang terkoreksi hampir 5%, dan Renesas Electron yang turun 1,95%.
Sementara itu, inflasi inti Jepang pada bulan Oktober menunjukkan kenaikan tertinggi sejak Juli, sejalan dengan ekspektasi pasar. Data ini justru memperkuat argumen untuk kenaikan suku bunga oleh Bank of Japan (BOJ).
Sebelumnya, di bursa saham AS, perusahaan-perusahaan berbasis kecerdasan buatan (AI) seperti Oracle dan AMD menjadi yang pertama mengalami tekanan jual. Nvidia, yang sempat menguat, akhirnya berbalik arah dan ditutup dengan penurunan 3%.
Data ketenagakerjaan AS yang lebih kuat dari perkiraan kembali memicu keraguan tentang kemungkinan bank sentral AS akan menurunkan suku bunga acuannya. Alat CME FedWatch menunjukkan bahwa para pelaku pasar memperkirakan peluang penurunan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin pada bulan Desember hanya sekitar 40%. Hal ini menjadi pukulan bagi investor yang mengharapkan biaya pinjaman yang lebih rendah.
Pada perdagangan hari Kamis di AS, Nasdaq Composite anjlok 2,16%, setelah sebelumnya sempat naik 2,6% di sesi yang sama.
Indeks-indeks utama lainnya juga mengalami pelemahan. Dow Jones Industrial Average turun 0,84%, sementara S&P 500 merosot 1,56%, meskipun sempat naik setinggi 1,9% di awal perdagangan.



