
caristyle.co.id JAKARTA. Mengawali kuartal IV-2025, sejumlah emiten terkemuka dari berbagai sektor industri di Bursa Efek Indonesia (BEI) secara serentak mengumumkan rencana aksi korporasi strategis berupa pembelian kembali saham atau buyback. Langkah ini merupakan indikasi kuat dari upaya proaktif korporasi untuk menjaga stabilitas harga saham di tengah fluktuasi pasar yang dinamis dan bergejolak.
Buyback saham adalah sebuah mekanisme di mana perusahaan membeli kembali saham-saham yang telah beredar di pasar menggunakan sumber daya finansial internal. Tujuan utama dari aksi ini multi-dimensi, meliputi peningkatan nilai bagi para pemegang saham, penguatan kepercayaan investor terhadap fundamental perusahaan, serta optimalisasi struktur permodalan agar lebih efisien dan resilient.
Periode pelaksanaan buyback ini mayoritas akan bergulir mulai Oktober 2025 hingga Januari 2026. Berikut adalah delapan emiten yang telah mempublikasikan rencana pelaksanaan buyback sahamnya:
1. PT Bukalapak.com Tbk (BUKA)
Raksasa e-commerce, PT Bukalapak.com Tbk (BUKA), bersiap melanjutkan aksi buyback tanpa perlu melalui Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Keputusan ini diambil di tengah kondisi pasar yang dinilai berfluktuasi secara signifikan. Sebelumnya, BUKA telah berhasil menuntaskan program buyback periode 7 Juli–6 Oktober 2025, dan masih menyisakan dana sebesar Rp 420,79 miliar dari total anggaran awal sebesar Rp 1,13 triliun. Proses buyback lanjutan ini akan dilaksanakan secara bertahap maupun sekaligus, dimulai pada 24 Oktober 2025 hingga 23 Januari 2026.
IHSG Naik 4,5% dalam Sepekan, Ini Deretan Sentimen Pendorongnya
2. PT Bank Central Asia Tbk (BBCA)
Salah satu bank swasta terbesar di Indonesia, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), telah mengalokasikan dana maksimal sebesar Rp 5 triliun untuk menjalankan program buyback sahamnya. Periode pelaksanaan ditetapkan mulai 22 Oktober 2025 hingga 19 Januari 2026. Manajemen BCA menegaskan, “Buyback akan dilakukan pada harga yang dianggap baik dan wajar oleh perusahaan dengan memperhatikan ketentuan yang berlaku.” Harga maksimum pembelian kembali saham telah ditetapkan sebesar Rp 9.200 per lembar, menunjukkan komitmen perusahaan dalam menjaga nilai investasi.
3. PT Harum Energy Tbk (HRUM)
Emiten pertambangan batu bara terkemuka, PT Harum Energy Tbk (HRUM), akan menggelar buyback saham dengan alokasi dana maksimal Rp 837 miliar. Seluruh dana ini bersumber dari kas internal perusahaan dan telah mencakup biaya transaksi serta biaya perantara. HRUM memperkirakan akan membeli kembali hingga 751.793.346 lembar saham, yang setara dengan 5,56% dari total modal ditempatkan dan disetor, dengan nilai nominal Rp 20 per saham. Aksi strategis ini dijadwalkan berlangsung dari 6 Oktober 2025 hingga 2 Januari 2026.
4. PT Jaya Real Property Tbk (JRPT)
Di sektor properti, PT Jaya Real Property Tbk (JRPT) juga turut mengambil langkah buyback saham dengan nilai maksimal Rp 100 miliar. Pendanaan untuk aksi korporasi ini akan bersumber dari aktivitas operasional perusahaan. Jumlah saham yang direncanakan untuk dibeli kembali mencapai maksimal 116,27 juta lembar, atau sekitar 0,9% dari total modal ditempatkan dan disetor. Periode buyback JRPT akan dimulai pada 13 Oktober 2025 dan berakhir pada 12 Januari 2026.
5. PT Arwana Citramulia Tbk (ARNA)
Produsen keramik nasional, PT Arwana Citramulia Tbk (ARNA), tidak ketinggalan dalam upaya menjaga stabilitas harga sahamnya. Perusahaan telah menyiapkan dana hingga Rp 50 miliar untuk program buyback saham. Pembelian kembali akan dilakukan pada harga yang lebih rendah atau sama dengan harga transaksi sebelumnya. ARNA menjadwalkan pelaksanaan buyback ini selama tiga bulan penuh, yakni mulai 24 Oktober 2025 hingga 23 Januari 2026.
IHSG Turun 0,03% ke 8.271, JSMR, MAPI dan MEDC Top Losers di LQ45, Jumat (24/10)
6. PT Jembo Cable Company Tbk (JECC)
Dari sektor manufaktur kabel listrik, PT Jembo Cable Company Tbk (JECC) telah menganggarkan dana sebesar Rp 29,43 miliar untuk membeli kembali sahamnya. Rencana buyback ini menargetkan 49.050.000 lembar saham, yang setara dengan 6,48% kepemilikan saham Fujikura Asia Limited. Aksi korporasi penting ini akan dilakukan secara bertahap, dimulai pada 23 Oktober 2025 dan direncanakan berakhir pada 5 Desember 2025.
7. PT Asuransi Multi Artha Guna Tbk (AMAG)
PT Asuransi Multi Artha Guna Tbk (AMAG) juga turut mengumumkan rencana buyback dengan anggaran senilai Rp 90,15 miliar. Jumlah saham yang akan dibeli kembali maksimal mencapai 237.194.064 saham, dengan nilai nominal Rp 23,71 miliar. Manajemen AMAG menjelaskan, “AMAG membatasi harga saham untuk buyback saham maksimal sebesar Rp 380 atau harga yang dianggap baik dan wajar oleh direksi.” Jadwal pelaksanaan buyback ini akan berlangsung dari 23 Oktober 2025 hingga 23 Januari 2026.
8. PT Mandiri Herindo Adiperkasa Tbk (MAHA)
Emiten infrastruktur, PT Mandiri Herindo Adiperkasa Tbk (MAHA), turut menunjukkan komitmennya dengan mengalokasikan dana sebesar Rp 153,68 miliar untuk program buyback saham. Langkah ini dilakukan secara strategis dalam rangka menjaga stabilitas harga saham di tengah volatilitas pasar. Perusahaan menegaskan bahwa nilai nominal buyback tidak akan melebihi 10% dari modal disetor. Periode buyback MAHA akan berlangsung cukup panjang, mulai 23 Oktober 2025 hingga 16 Maret 2026.



