caristyle.co.id – Jumat, 29 Agustus 2025, menjadi hari yang penuh tekanan bagi pasar keuangan Indonesia. Gejolak demonstrasi politik di Jakarta berimbas signifikan pada pelemahan rupiah dan penurunan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Ketidakpastian politik yang muncul akibat demonstrasi tersebut jelas menggerus kepercayaan investor, sementara pasar Asia secara umum bersikap wait and see, menunggu rilis data inflasi Amerika Serikat (AS).
Di awal perdagangan, IHSG mengalami penurunan tajam hingga 2,3%, menandai penurunan intraday terdalam sejak 23 Juni lalu. Meskipun sempat anjlok drastis, indeks berhasil memangkas pelemahan dan akhirnya ditutup turun 1,3%. Kondisi ini menunjukkan resiliensi pasar meskipun dihadapkan pada tekanan politik yang signifikan.
Rupiah, mata uang domestik, menjadi yang paling terdampak di antara mata uang regional lainnya. Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS sempat melemah hingga 0,95% ke level Rp 16.495 sebelum pulih tipis berkat intervensi Bank Indonesia (BI). Pada penutupan perdagangan, rupiah masih tercatat melemah 0,8%.
Erwin Gunawan Hutapea, Kepala Departemen Moneter BI, menegaskan komitmen bank sentral dalam menjaga stabilitas pasar, baik di pasar spot maupun offshore. Sentimen pasar yang kurang baik ini dibenarkan oleh Gary Tan, portfolio manager Allspring Global Investments, yang dikutip Reuters. Ia menyatakan bahwa demonstrasi tersebut memberi alasan bagi investor untuk melakukan aksi ambil untung, setelah sebelumnya pasar mengalami reli kuat sejak bulan April.
Aksi jual besar-besaran di pasar saham terjadi sehari setelah insiden bentrokan di depan gedung parlemen yang mengakibatkan jatuhnya korban jiwa. Seorang pengendara motor tewas tertabrak kendaraan polisi. Demonstrasi tersebut dipicu oleh isu-isu sensitif, termasuk kenaikan tunjangan anggota DPR dan alokasi anggaran pendidikan yang menjadi sorotan publik.
Meskipun mengalami tekanan, IHSG masih mencatatkan kenaikan 3,8% secara bulanan. Kenaikan ini cukup mencengangkan mengingat IHSG sempat menyentuh rekor tertinggi pada Kamis, 28 Agustus 2025. Kondisi ini menunjukkan fundamental ekonomi Indonesia yang relatif masih kuat di tengah gejolak politik.
Di pasar regional, mayoritas bursa Asia juga menunjukkan pelemahan. Indeks saham Thailand terkoreksi 0,2% menjelang putusan Mahkamah Konstitusi terkait posisi Perdana Menteri Paetongtarn Shinawatra. Korea Selatan dan Filipina masing-masing mengalami penurunan 0,4% dan 0,6%. Sebaliknya, Singapura dan Taiwan justru menunjukkan penguatan sebesar 0,4%.
Selain rupiah, beberapa mata uang regional lain juga mengalami pelemahan. Peso Filipina dan won Korea Selatan turun 0,4%, ringgit Malaysia turun 0,2%, sedangkan dolar Singapura dan dolar Taiwan relatif stabil. Menariknya, rupee India bahkan mencatatkan rekor terendah baru.
Di pasar valas global, indeks dolar AS naik 0,2% pada hari Jumat, meskipun secara mingguan turun 2%. Penurunan mingguan ini didorong oleh meningkatnya ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed, yang memberikan sedikit sentimen positif bagi pasar global.