Ketegangan memuncak di perairan internasional dekat Gaza setelah Global Sumud Flotilla (GSF) merilis laporan mengejutkan mengenai pencegatan 41 kapal kemanusiaan mereka oleh Israel. Insiden dramatis yang terjadi pada 1-2 Oktober 2025 ini melibatkan ratusan relawan dari 47 negara, yang berlayar dalam misi kemanusiaan untuk menembus blokade Israel di Gaza.
Dalam siaran pers yang dikeluarkan pada Kamis (2/10), GSF mengungkapkan bahwa para peserta flotilla mengalami perlakuan keras. Ratusan relawan dilaporkan ditangkap dan secara paksa dibawa ke kapal perang Israel, MSC Johannesburg. Selama pencegatan, para relawan diserang dengan semprotan meriam air, cairan berbau menyengat, dan bahkan pemutusan sistem komunikasi mereka, menimbulkan kekhawatiran serius akan keselamatan dan hak asasi mereka.
GSF dengan tegas mengutuk tindakan ini, menyatakan, “Ini adalah penculikan tanpa dasar hukum yang melanggar hukum internasional dan hak asasi manusia dasar.” Mereka menambahkan, “Mencegat kapal-kapal kemanusiaan di perairan internasional merupakan kejahatan perang, menolak pendampingan hukum dan menyembunyikan keberadaan mereka yang ditahan, termasuk dalam kejahatan tersebut.” Pernyataan ini menegaskan bahwa insiden tersebut bukan hanya pelanggaran hukum maritim, tetapi juga kejahatan kemanusiaan yang serius.
Kelompok pengacara Adalah, yang kini mewakili para relawan flotilla di hadapan otoritas Israel, menghadapi tantangan besar dalam memperoleh informasi. Hingga saat ini, mereka hanya mendapatkan data yang sangat terbatas mengenai nasib para aktivis yang ditahan. Diperkirakan sebanyak 443 relawan telah ditahan secara paksa, dan kemungkinan besar akan dibawa ke pelabuhan Ashdod untuk diproses dalam kondisi yang dianggap GSF sebagai penahanan ilegal.
Berikut adalah daftar kapal-kapal Global Sumud Flotilla yang terlibat dalam insiden ini, dibagi menjadi dua kategori berdasarkan status terakhirnya:
22 Kapal yang Terkonfirmasi Dicegat secara Ilegal:
- Adara
- All In
- Alma
- Aurora
- Captain Nikos
- Deir Yassine
- Florida
- Free Willy
- Grande Blu
- Hio
- Huga
- Jeannot
- Karma
- Mohammad Bhar
- Morgana
- Otaria
- Oxygono
- Paola I
- Seulle
- Sirius
- Spectre
- Yulara
19 Kapal yang Hilang Kontak dan Diduga Sudah Dicegat Israel:
- Adagio
- Ahed Tamimi
- Alakatalla
- Amsterdam
- Australe
- Catalina
- Estrella
- Fair Lady
- Inana
- Mango
- Maria
- Meteque
- MiaMia
- Mikeno
- Ohwayla
- Pavlos
- Selvaggia
- Vangleis Pissias
- Wahoo
Di tengah situasi genting ini, sebuah kisah inspiratif muncul dari kapal bernama Marinnete. Kapal berbendera Polandia ini, yang membawa enam orang kru, mengalami kerusakan teknis dan tertinggal di belakang rombongan utama. Namun, alih-alih menyerah, Marinnete memilih untuk tidak mundur dan terus berlayar menembus blokade Israel di Gaza. GSF menyoroti keberanian ini, menyatakan, “Marinnete bukan sekadar kapal. Marinnete adalah Sumud yaitu keteguhan dalam menghadapi rasa takut dan brutalitas Israel.” Ini menjadi simbol nyata dari tekad tak tergoyahkan para relawan.
Secara keseluruhan, Global Sumud Flotilla mengerahkan 44 kapal dalam misi ini. Dengan rincian 22 kapal terkonfirmasi dicegat, 19 kapal hilang kontak dan diyakini juga telah dicegat, serta 1 kapal yang masih berlayar, yaitu Marinnete. Dua kapal lainnya, Summer Time-Jong dan Shireen, bertindak sebagai kapal observer yang berputar balik untuk membawa dokumen dan bukti-bukti pelanggaran Israel kembali. Perwakilan dari Indonesia, Muhammad Husein, turut serta dalam kapal Summer Time-Jong bersama 20 relawan global lainnya, kini mereka tengah menuju Siprus untuk berlabuh dan melaporkan insiden yang terjadi.