Dolar AS melemah usai pemangkasan suku bunga, peluang rupiah menguat kian terbatas

Posted on

caristyle.co.id – JAKARTA. Indeks dolar Amerika Serikat (AS) kembali tertekan setelah The Fed memangkas suku bunga acuan sebesar 25 basis poin. 

Mengutip Trading Economics, Kamis (11/12/2025) pukul 14.44 WIB, dolar indeks melemah 0,15% ke 98,640 secara harian dan turun 0,85% dalam sebulan terakhir.

Lukman Leong, Analis Doo Financial Futures menilai, tekanan terhadap dolar saat ini masih berkaitan dengan dinamika arah kebijakan The Fed ke depan. Namun ia menekankan bahwa pasar kini justru melihat prospek pemangkasan suku bunga 2026 lebih terbatas dibanding sebelumnya.

Pergerakan Indeks Dollar Stagnan Bikin Alternatif Safe Haven Mulai Dilirik

“Sebenarnya prospek pemangkasan suku bunga The Fed 2026 justru turun menjadi satu kali, dari sebelumnya dua sampai tiga kali,” ujar Lukman pada Kontan, Kamis (11/12/2025).

Meski demikian, Lukman menyebut, sebagian investor mulai mempertimbangkan kemungkinan perubahan arah kebijakan apabila struktur kepemimpinan The Fed diisi oleh figur-figur pilihan Donald Trump. Menurut dia, hal ini membuka peluang dolar bergerak lebih lemah.

Dampaknya, tekanan pada rupiah dapat sedikit mereda, walaupun ruang penguatannya tidak besar. Lukman mengingatkan pasar juga mencermati risiko penurunan suku bunga oleh Bank Indonesia (BI) yang bisa menahan apresiasi rupiah.

Di sisi lain, Sutopo Widodo, Presiden Komisioner HFX International Berjangka, menilai pelemahan dolar bersifat terbatas akibat perubahan sikap The Fed yang kini lebih berhati-hati. Ia menekankan bahwa risiko penurunan daya tarik dolar tetap ada, namun dollar index masih memiliki penopang dari sisi global. “Penurunan ini mencerminkan penurunan daya tarik carry trade dolar dan pergeseran sentimen risiko global,” kata Sutopo. 

Ia menambahkan rupiah masih memiliki peluang menguat, terutama jika sentimen risiko global membaik dan BI tetap menahan suku bunga di level yang menarik sehingga stabilitas dan daya tarik imbal hasil bagi investor asing tetap terjaga.

Ke depan, arah dolar diperkirakan sangat ditentukan oleh data ekonomi Amerika Serikat, terutama inflasi dan pasar tenaga kerja. Sentimen eksternal lain seperti perkembangan tensi perdagangan dan risiko geopolitik juga akan menentukan minat investor terhadap aset safe haven. Jika ketegangan global meningkat, dolar berpotensi kembali menguat sebagai pelindung nilai.

Indeks Dolar AS Tertekan Prospek Pemangkasan The Fed, Rupiah Berpeluang Menguat

Untuk proyeksi, Lukman memperkirakan indeks dolar berpotensi bergerak lebih rendah pada tahun depan. Ia menyebutkan level DXY di kisaran 94–96, sementara rupiah diperkirakan bergerak pada rentang Rp16.400–Rp16.800 per dolar AS.

Adapun Sutopo memproyeksikan DXY cenderung berkonsolidasi hingga awal 2026 dengan support di area 98,0 dan resistance di kisaran 99,5–100,0.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *