Drama PSSI: Waketum Semprot Sumardji! Nova Arianto Jadi Pelatih U-20?

Posted on

caristyle.co.id Di balik penunjukan Nova Arianto sebagai pelatih Timnas U-20 Indonesia, terungkap kekecewaan Zainudin Amali terhadap sikap Sumardji.

Zainudin Amali secara terbuka mengkritik tindakan Sumardji yang dinilai terburu-buru dalam menunjuk Nova Arianto sebagai pelatih baru Timnas U-20 Indonesia.

Yang mengejutkan, penunjukan Nova Arianto sebagai juru taktik Timnas U-20 ini ternyata tidak melalui sepengetahuan Zainudin Amali, yang saat itu menjabat sebagai Wakil Ketua Umum (Waketum) PSSI.

Amali menegaskan bahwa proses pengangkatan Nova Arianto seharusnya melalui mekanisme rapat Komite Eksekutif (Exco) PSSI, sesuai dengan prosedur yang berlaku. Namun, hal ini tidak dilakukan.

Politikus dari Partai Golkar ini mengaku sangat terkejut ketika Sumardji mengumumkan nama pelatih baru Timnas U-20 melalui sebuah konferensi pers.

Ia mempertanyakan dasar dan mekanisme yang digunakan Sumardji dalam menentukan pelatih baru tanpa terlebih dahulu mengadakan rapat Exco untuk membahas dan menyetujui keputusan tersebut.

“Nova Arianto diputuskan menjadi pelatih Timnas U-20, terus terang kita kaget. Itu tidak melalui rapat Exco, tetapi tiba-tiba sudah dikonferensperskan,” ungkap Zainudin Amali dalam program Sapa Indonesia Malam, Jumat (21/11/2025).

“Saya tidak tahu mekanisme apa yang dipakai,” imbuhnya, menyiratkan ketidaksetujuannya terhadap proses yang ditempuh.

Lebih lanjut, Zainudin Amali menyinggung tentang pentingnya prosedur yang benar dalam pemilihan pelatih Timnas Indonesia, sebuah hal yang menurutnya diabaikan oleh Sumardji.

Nama-nama calon pelatih, menurut Amali, idealnya dibawa dan dibahas terlebih dahulu dalam rapat Exco PSSI, bukan diputuskan secara individual seperti yang dilakukan oleh Sumardji.

“Pastinya Pak Mardji yang tahu karena dia diberi amanat. Kita menerima hasil yang sudah diwawancarai oleh Pak Mardji,” katanya.

“Jadi Exco nanti kita akan menerima itu. Dan kita akan rapatkan di Exco. Kita akan lakukan cara yang benar.”

“Prosesnya harus benar sesuai dengan ketentuan yang ada. Diputuskan Exco, bukan diputuskan perorangan,” tegasnya.

Dengan harapan kejadian serupa tidak terulang, terutama dalam pemilihan pelatih timnas senior, Amali mengingatkan bahwa pemilihan pelatih harus selalu melalui rapat Exco.

Mantan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) ini menyatakan dirinya tidak mempermasalahkan siapa pun yang terpilih menjadi pelatih, asalkan prosesnya dilakukan secara kolektif melalui rapat Exco.

“Kenapa saya selalu menekankan mekanisme yang harus ditempuh? Karena itu memang aturan organisasi,” jelasnya.

“Makanya untuk di timnas senior, itu harus menggunakan mekanisme organisasi.”

“Sehingga Exco bisa mewawancarai calon yang sudah pernah dilakukan saat era Pak Mochamad Iriawan, dan kemudian kita putuskan bersama.”

“Itu yang penting, mau siapa pun yang diputuskan, yang penting jadi keputusan bersama.”

“Karena ini kan organisasi, bukan klub,” pungkas Zainudin Amali, menekankan perbedaan mendasar antara organisasi seperti PSSI dan sebuah klub sepak bola.

Lantas, apakah rangkaian peristiwa ini mengindikasikan adanya konflik internal di tubuh PSSI?

Seperti diketahui, kegagalan timnas senior lolos ke Piala Dunia 2026 telah menimbulkan guncangan yang cukup besar di dalam tubuh PSSI.

Dampak dari guncangan tersebut seolah memunculkan perpecahan di berbagai lini federasi sepak bola Indonesia tersebut, memunculkan pertanyaan tentang soliditas internal organisasi.

Fokus Wawancara di Eropa Jadi Alasan PSSI Cuekin Timur Kapadze yang Sedang Berada di Indonesia

Tiba di Jakarta, Timur Kapadze Tegaskan Tak Ada Agenda Wawancara dengan PSSI soal Posisi Pelatih Timnas Indonesia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *