Emas Menggila! Harga Emas Terbaru Sentuh Rekor USD 4.100/Ounce

Posted on

Pada hari Senin (13/10), harga emas mencetak rekor baru yang mengesankan, menembus angka USD 4.100 per ounce untuk pertama kalinya dalam sejarah. Pencapaian monumental ini terjadi di tengah memanasnya kembali ketegangan perdagangan antara Amerika Serikat dan Tiongkok, serta ekspektasi kuat akan pemotongan suku bunga oleh Federal Reserve AS.

Mencerminkan sentimen pasar yang bullish, harga emas spot melonjak 2,2 persen menjadi USD 4.106,48 per ounce pada pukul 17.47 GMT, setelah sempat mencapai puncak tertingginya di level USD 4.116,77. Tak ketinggalan, harga emas berjangka AS untuk pengiriman bulan Desember juga ditutup menguat signifikan sebesar 3,3 persen, mencapai USD 4.133.

Fenomena kenaikan harga logam mulia ini tidak terlepas dari beberapa faktor pendorong utama. Dari sisi geopolitik, Presiden AS Donald Trump kembali menyulut api ketegangan perdagangan dengan Tiongkok pada Jumat (10/10), mengakhiri gencatan senjata yang sempat meredakan friksi antara dua ekonomi terbesar dunia. Situasi ini mendorong investor mencari aset aman seperti emas.

Selain itu, sentimen pasar juga diperkuat oleh prospek kebijakan moneter AS yang lebih akomodatif. Para pelaku pasar memprediksi kemungkinan 97 persen Federal Reserve akan menurunkan suku bunga sebesar 25 basis poin pada bulan Oktober, dan hampir pasti 100 persen pada bulan Desember. Emas, sebagai aset yang tidak memberikan imbal hasil, cenderung sangat diuntungkan dalam lingkungan suku bunga rendah karena biaya peluang untuk memegangnya berkurang.

Phillip Streible, Kepala Strategi Pasar di Blue Line Futures, menyatakan optimisme terhadap momentum kenaikan emas. “Pembelian bank sentral yang stabil, arus masuk ETF yang kuat, ketegangan perdagangan AS-Tiongkok, dan prospek suku bunga AS yang lebih rendah memberikan dukungan struktural bagi pasar,” jelas Streible, seperti dikutip dari Reuters pada Selasa (14/10). Ia bahkan memperkirakan harga emas dapat melampaui USD 5.000 pada akhir tahun 2026.

Prospek kenaikan ini juga diamini oleh institusi keuangan besar lainnya. Analis di Bank of America dan Societe Generale juga memperkirakan emas akan mencapai USD 5.000 pada tahun 2026. Sementara itu, Standard Chartered telah menaikkan proyeksinya menjadi rata-rata USD 4.488 untuk tahun depan. Namun, Suki Cooper, Kepala Riset Komoditas Global di Standard Chartered Bank, memberikan catatan bijak: “Menurut kami, reli ini berpotensi, tetapi koreksi jangka pendek akan lebih sehat untuk tren naik jangka panjang.”

Tidak hanya emas, logam mulia lainnya turut merasakan gelombang kenaikan. Harga perak spot juga melonjak ke level tertinggi sepanjang masa, menguat 3,1 persen menjadi USD 51,82, setelah sempat menyentuh rekor USD 52,12 di awal sesi. Kenaikan perak ini didukung oleh faktor-faktor serupa yang mendorong ketatnya pasar emas. Selain itu, harga platinum meningkat 3,9 persen menjadi USD 1.648,25, dan paladium naik signifikan sebesar 5,2 persen mencapai USD 1.478,94.

Meskipun demikian, indikator teknis menunjukkan bahwa baik emas maupun perak berada dalam kondisi “jenuh beli” (overbought), dengan indeks kekuatan relatif (RSI) masing-masing mencapai 80 untuk emas dan 83 untuk perak. Ini mengindikasikan bahwa harga mungkin telah naik terlalu cepat dan berpotensi mengalami koreksi dalam jangka pendek.

Reporter: Nur Pangesti

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *