Pergerakan pasar modal Indonesia pada awal pekan menunjukkan tren pelemahan. Seperti dilaporkan caristyle.co.id dari Jakarta, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengakhiri sesi perdagangan Senin (1/9/2025) dengan koreksi signifikan, turun 94,42 poin atau setara 1,21%, memposisikan indeks pada level 7.736,06.
Menyikapi dinamika pasar ini, para analis telah merilis proyeksi dan rekomendasi teknikal untuk sejumlah saham pilihan. Proyeksi ini diharapkan dapat menjadi panduan bagi investor dalam menghadapi perdagangan Selasa (2/9/2025).
Salah satu saham yang menarik perhatian adalah PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA). Pada penutupan perdagangan sebelumnya, ERAA terkoreksi tipis 0,91% ke level Rp 436. Namun, analis Nafan Aji Gusta dari Mirae Asset Sekuritas melihat adanya potensi pembalikan. Munculnya pola bullish pin bar mengindikasikan harapan akan stimulus beli, diperkuat oleh sinyal positif dari indikator Stochastics K_D. Selain itu, Relative Strength Index (RSI) ERAA juga menunjukkan kondisi oversold, menandakan tekanan jual yang berlebihan dan potensi kenaikan. Oleh karena itu, Nafan merekomendasikan Buy on Weakness dengan level support di Rp 414 dan resistance di Rp 450.
Beralih ke sektor pertambangan, saham PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) menunjukkan kinerja positif dengan penguatan 0,81% menuju level Rp 2.490 pada penutupan sesi sebelumnya. Analis Muhammad Alfatih dari Samuel Sekuritas menyoroti bahwa tren MDKA sejak awal tahun ini cenderung meningkat. Secara teknikal, level support jangka menengah berada di Rp 2.330, sementara area resistance dapat ditemukan di kisaran Rp 2.640 hingga Rp 2.770. Indikator Moving Average Convergence Divergence (MACD) tetap bertahan di atas level 50, dan Stochastic baru saja mendekati area overbought, mengindikasikan momentum yang kuat. Atas dasar tersebut, MDKA direkomendasikan untuk Buy dengan support di Rp 2.330 dan resistance di Rp 2.640.
Terakhir, dari grup yang sama, PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA) tercatat terkoreksi 2,82% ke posisi Rp 414. Meski demikian, koreksi ini diiringi oleh munculnya volume pembelian yang cukup signifikan. Herditya Wicaksana, analis dari MNC Sekuritas, memproyeksikan bahwa posisi MBMA saat ini sedang bergerak dalam bagian dari wave (v) dari wave [c] dari wave B, mengacu pada teori Elliott Wave. Dengan mempertimbangkan indikator tersebut, rekomendasi untuk MBMA adalah Buy on Weakness, dengan level support krusial di Rp 400 dan resistance di Rp 430.