caristyle.co.id, JAKARTA — Pasar modal kembali diramaikan dengan potensi akuisisi yang menarik perhatian. PT Esta Multi Usaha Tbk. (ESTA), emiten yang bergerak di sektor perhotelan, tengah menjadi sorotan utama setelah manajemen mengungkapkan adanya diskusi intensif terkait potensi akuisisi saham perseroan. Kabar ini sontak memicu lonjakan signifikan pada harga saham ESTA di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Direktur Esta Multi Usaha, Andaru Surya Gautama, mengonfirmasi informasi penting ini kepada otoritas BEI sebagai respons atas gejolak harga efek perseroan yang terjadi belakangan ini. Terbukti, saham ESTA menunjukkan kinerja impresif di lantai bursa, melonjak tajam 182,19%, dari posisi Rp73 pada 11 September 2025 menjadi Rp206 pada penutupan perdagangan 8 Oktober 2025. Kenaikan drastis ini mengindikasikan besarnya spekulasi dan optimisme investor terhadap rumor akuisisi yang beredar.
Andaru menjelaskan bahwa pemegang saham pengendali perseroan saat ini sedang berdiskusi dengan calon pembeli prospektif. Meskipun demikian, proses ini masih berada dalam tahap awal dan belum dapat dikonfirmasi secara resmi. Hal ini dikarenakan belum adanya perjanjian yang mengikat antara para pihak, dan seluruh pembicaraan masih terikat dengan klausul kerahasiaan. Pernyataan ini memastikan bahwa manajemen tetap transparan mengenai perkembangan yang berpotensi memengaruhi nilai perusahaan di mata publik dan investor.
Apabila kesepakatan tercapai dan terkonfirmasi, Andaru menambahkan, pemegang saham pengendali (PSP) baru ESTA akan segera tunduk dan melaksanakan kewajiban sesuai dengan POJK 9/POJK.04/2018 tentang Pengambilalihan Perusahaan Terbuka. Langkah ini akan diikuti dengan Keterbukaan Informasi kepada Masyarakat/Publik secara menyeluruh dan tepat waktu, memastikan semua pihak mendapatkan informasi yang relevan dan akurat mengenai perubahan kepemilikan saham yang signifikan.
Sebagai informasi tambahan bagi investor, PT Esta Multi Usaha Tbk. mulai melantai di BEI pada 9 Maret 2020. Perseroan memiliki lini bisnis yang beragam dan strategis, mulai dari perhotelan bintang 2, penyewaan ruko, hingga penyewaan mobil. Beberapa aset properti yang dimiliki meliputi Hotel 88 Bekasi, Hotel Amaris Pakuan Bogor, Hotel Amaris Hertasning Makassar, dan Hotel Amaris Gorontalo. Keberadaan aset-aset ini memperkuat posisi ESTA di sektor pariwisata dan properti, serta menjadi fondasi penting bagi kinerja perusahaan.
Dari sisi kinerja keuangan, ESTA menunjukkan tren pertumbuhan pendapatan yang konsisten dan positif. Pendapatan perseroan tercatat sebesar Rp35,56 miliar pada 2021, naik menjadi Rp43,52 miliar pada 2022, lalu Rp50,5 miliar pada 2023, dan mencapai Rp51,13 miliar pada 2024. Hingga semester I/2025, pendapatan telah mencapai Rp10,54 miliar. Dengan target pendapatan Rp58 miliar untuk tahun 2025, ESTA membidik pertumbuhan sekitar 12% dibandingkan realisasi tahun buku sebelumnya, menunjukkan optimisme manajemen terhadap prospek bisnis dan upaya peningkatan kinerja.
Tak hanya fokus pada pertumbuhan pendapatan dari operasional yang sudah ada, ESTA juga memiliki rencana ekspansi yang ambisius untuk masa depan. Perseroan berencana membangun ruko baru di daerah Gorontalo, sebuah langkah strategis yang didasari oleh analisis potensi pasar yang menjanjikan. Dalam paparan publik Juni 2025, manajemen menjelaskan bahwa Gorontalo saat ini belum memiliki fasilitas ballroom yang memadai, padahal frekuensi meeting dan agenda dari pemerintah di daerah tersebut dinilai sangat tinggi. Selain itu, tingkat okupansi hotel di Gorontalo yang cukup tinggi juga menjadi indikator kuat bahwa penambahan jumlah kamar dan fasilitas pendukung seperti ballroom sangat potensial untuk meningkatkan pendapatan dari perhotelan ESTA secara signifikan di masa mendatang, sekaligus memperkuat cengkraman pasar perseroan di wilayah tersebut.