Menteri Keuangan Amerika Serikat (AS), Scott Bessent, dilaporkan menolak tawaran dari mantan Presiden Donald Trump untuk menjadikannya salah satu kandidat kuat sebagai Ketua The Fed, posisi yang saat ini diemban oleh Jerome Powell. Penolakan ini muncul di tengah seruan Bessent untuk meninjau secara menyeluruh kinerja dan independensi bank sentral AS tersebut.
Pengungkapan mengenai tawaran posisi krusial ini disampaikan langsung oleh Donald Trump. Ia menyebutkan bahwa nama Bessent termasuk dalam daftar empat kandidat teratas pilihannya untuk memimpin Federal Reserve, mengingat masa jabatan Powell akan berakhir pada Mei 2026. Informasi ini, seperti dikutip dari Reuters pada Sabtu (4/9), menggarisbawahi upaya Trump dalam membentuk kepemimpinan di institusi keuangan paling berpengaruh di AS.
Selain Scott Bessent, tiga nama lain yang juga masuk dalam daftar kandidat Ketua The Fed pilihan Trump adalah Direktur Dewan Ekonomi Nasional Kevin Hassett, mantan Gubernur Fed Kevin Warsh, dan Gubernur Fed saat ini Christopher Waller. Keterlibatan Bessent dalam daftar ini menjadi sorotan, terutama mengingat kritikan tajam yang kerap ia layangkan kepada kebijakan bank sentral.
Sebelumnya, Bessent secara terbuka mendesak adanya pengawasan baru terhadap Federal Reserve, termasuk otoritasnya dalam menetapkan suku bunga. Langkah ini sejalan dengan intensifikasi upaya pemerintahan Trump sebelumnya untuk memperketat kontrol atas bank sentral AS. Ia meyakini, perubahan mendasar diperlukan untuk mengembalikan kepercayaan publik dan efektivitas institusi tersebut.
Dalam tulisannya di Wall Street Journal, Bessent menegaskan perlunya “tinjauan yang jujur, independen, dan nonpartisan terhadap keseluruhan lembaga, termasuk kebijakan moneter, regulasi, komunikasi, kepegawaian, dan penelitian.” Seruan ini mencerminkan kekhawatirannya akan potensi penyalahgunaan wewenang dan kurangnya transparansi di tubuh The Fed.
Lebih lanjut, Bessent juga menyerukan agar The Fed menyerahkan pengawasan bank kepada otoritas pemerintah lain. Ia juga mendesak bank sentral untuk mengurangi distorsi ekonomi yang ditimbulkannya, termasuk praktik pembelian obligasi di luar kondisi krisis. “The Fed harus mengubah arahnya,” tegas Bessent dalam tulisan yang lebih panjang yang diterbitkan di The International Economy, mengindikasikan perlunya reformasi fundamental.
Menganggap serangkaian kritiknya sebagai upaya untuk memulihkan independensi The Fed, Bessent menuduh bank sentral tersebut bersikap partisan dan menyalahgunakan dana publik. Tuduhan ini berakar pada keyakinannya bahwa The Fed telah melenceng dari misi utamanya dan terlibat dalam aktivitas yang tidak transparan atau tidak efisien.
Secara spesifik, Bessent menyoroti pembelanjaan yang dianggap boros. “Terlalu banyak dana telah dibelanjakan untuk berbagai hal, mulai dari renovasi kantor pusat, kepolisian, hingga perekrutan staf di 12 bank cadangan regional,” ungkapnya, memberikan contoh konkret mengenai dugaan penyalahgunaan anggaran oleh bank sentral AS.
–
Reporter: Nur Pangesti