Gempa bumi dahsyat berkekuatan magnitudo 6,0 mengguncang Afghanistan timur pada Minggu, 31 Agustus 2024, pukul 23:47 waktu setempat, menewaskan lebih dari 600 orang dan melukai lebih dari 1.300 lainnya. Angka korban jiwa ini dikhawatirkan akan terus meningkat mengingat lokasi bencana yang terpencil dan sulit dijangkau di wilayah pegunungan Provinsi Kunar. Pusat gempa berada sekitar 27 kilometer dari Jalalabad, kota terbesar kelima di Afghanistan, dan dampaknya terasa hingga ke Kabul dan Islamabad.
Menurut laporan Kementerian Dalam Negeri Afghanistan, ratusan rumah hancur menjadi puing-puing, bahkan sejumlah desa dilaporkan rata dengan tanah. Puluhan rumah roboh akibat guncangan gempa yang terjadi pada kedalaman dangkal 8 kilometer. Warga setempat melaporkan tanah longsor yang memutus akses ke beberapa daerah terdampak, sehingga upaya penyelamatan dan penilaian kerusakan menjadi sangat terhambat.
Kesulitan akses inilah yang menjadi tantangan utama dalam upaya penanganan bencana. Sebagian besar kerusakan terpusat di Provinsi Kunar, wilayah pegunungan yang akses jalannya sempit dan banyak terhalang longsor. Helikopter menjadi satu-satunya alat transportasi yang efektif untuk menjangkau korban selamat dan mengirimkan bantuan. Kondisi ini mengingatkan pada bencana gempa bumi di tahun 2022 yang menewaskan sekitar 1.000 orang, di mana upaya pencarian dan penyelamatan juga sangat terkendala akses yang sulit.
Pemerintah Afghanistan, yang dipimpin oleh Taliban, telah mengerahkan tim penyelamat dan bantuan dari pusat serta provinsi terdekat. Helikopter dikerahkan untuk mengevakuasi korban luka ke Bandara Nangarhar sebelum dibawa ke rumah sakit menggunakan ambulans. Semua pejabat sipil dan militer dilibatkan dalam upaya tanggap darurat ini. Pernyataan pemerintah di platform X (sebelumnya Twitter) menyatakan keprihatinan atas korban jiwa dan kerusakan yang terjadi di beberapa provinsi timur Afghanistan.
Kerentanan Afghanistan terhadap gempa bumi disebabkan oleh letak geografisnya di atas pertemuan lempeng tektonik India dan Eurasia. Gempa bumi tahun 2022, yang berkekuatan 5,9 SR, juga menimbulkan kerugian besar karena kedalamannya yang dangkal (10 kilometer). Kondisi bangunan di Afghanistan yang banyak terbuat dari kayu, bata lumpur, atau beton yang rapuh, semakin memperparah dampak gempa. Banyak kerusakan juga disebabkan oleh tanah longsor yang menghancurkan rumah-rumah dan menyumbat aliran sungai, menambah kesulitan bagi upaya penyelamatan.
Gempa bumi ini kembali menyoroti kerentanan penduduk Afghanistan terhadap bencana alam, khususnya gempa bumi. Keterbatasan infrastruktur dan akses di wilayah pegunungan membuat upaya bantuan dan penyelamatan menjadi sangat berat. Perlu upaya jangka panjang untuk meningkatkan kesiapsiagaan bencana dan membangun infrastruktur yang lebih tahan gempa di negara ini.
- ‘Setiap jalan yang kami lalui, kami mendengar orang-orang berkabung atas kematian orang yang mereka cintai’
- Gempa Afghanistan: ‘Klinik kami hanya punya lima ranjang, tapi ada 500 pasien yang datang’
- Gempa Afghanistan, ribuan meninggal – ‘Kami tak punya sekop untuk mengeluarkan bayi saya dari reruntuhan’
- Gempa Afghanistan, ribuan meninggal – ‘Kami tak punya sekop untuk mengeluarkan bayi saya dari reruntuhan’
- Gempa Afghanistan: ‘Sejumlah pria menolak menyentuh perempuan yang terluka atau meninggal’
- Gempa Afghanistan, Aceh, Sulteng dan gempa-gempa mematikan di dunia dalam 100 tahun terakhir