Sebuah gempa bumi besar telah mengguncang wilayah selatan Filipina pada Kamis (10/10), menyebabkan sedikitnya 8 korban jiwa dan memicu peringatan tsunami di beberapa provinsi pesisir. Serangkaian getaran kuat yang terjadi dalam selang waktu hanya beberapa jam ini mengakibatkan kerusakan parah pada rumah-rumah warga, menghancurkan fasilitas umum, dan menimbulkan kepanikan massal di seluruh Pulau Mindanao.
Dampak kehancuran terlihat jelas di Manay, Provinsi Davao Oriental, di mana puluhan warga pada Jumat (11/10) pagi tampak memeriksa kondisi rumah mereka yang luluh lantak. Sejumlah bangunan rata dengan tanah, sementara puing-puing berserakan di jalanan sempit yang kini dipenuhi oleh kendaraan evakuasi dan tim penolong.
Ketakutan akan potensi gempa susulan yang masih mengintai membuat warga kini memilih untuk bertahan hidup di tenda-tenda darurat yang didirikan di lapangan terbuka. Mereka enggan kembali ke rumah masing-masing, mengutamakan keselamatan dari ancaman bencana alam yang berkelanjutan.
Menyikapi situasi darurat ini, Presiden Filipina telah menginstruksikan seluruh lembaga tanggap darurat negara untuk segera mempercepat proses evakuasi korban gempa dan pendistribusian bantuan esensial kepada masyarakat yang terdampak.
Dalam sebuah konferensi pers di Manila, juru bicara pemerintah menegaskan komitmen mereka. “Prioritas utama kami adalah menyelamatkan nyawa dan memastikan seluruh kebutuhan dasar warga yang terdampak gempa Mindanao terpenuhi,” ujarnya, menandakan fokus pemerintah pada upaya kemanusiaan yang mendesak.
