Gempa bumi berkekuatan 4,7 magnitudo mengguncang Kabupaten Bekasi, Jawa Barat pada Rabu malam, 20 Agustus 2023. Meskipun guncangannya cukup kuat dan berlangsung kurang dari 10 detik, dampaknya bervariasi di beberapa wilayah. Di Dusun 2 Kampung Naringgul, Desa Kutalanggeng, Karawang, kerusakan relatif minim. Kepala Dusun Encim melaporkan hanya tiga rumah yang mengalami kerusakan ringan.
“Kerusakan di Dusun Naringgul terbatas pada tiga rumah dengan kerusakan ringan,” ungkap Encim saat diwawancarai Kamis, 21 Agustus 2023. Pusat gempa, menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), berada di darat, 19 kilometer Tenggara Kabupaten Bekasi, tepatnya di koordinat 6.52 LS dan 107.25 BT, di Desa Kutalanggeng, Karawang. Lokasi episentrum berada di tengah persawahan, sekitar 300 meter dari permukiman penduduk. Pantauan di lokasi menunjukkan rumah-rumah warga umumnya masih berdiri kokoh, hanya beberapa yang mengalami retak-retak pada temboknya. Infrastruktur jalan desa pun tetap aman, tanpa kerusakan berarti.
Namun, situasi berbeda terjadi di Dusun Jungkur, Desa Kutalanggeng, Kecamatan Tegalwaru, Karawang, yang berjarak sekitar 3 kilometer dari Dusun Naringgul. Akses menuju Dusun Jungkur yang melewati hutan dan perbukitan, menyulitkan evakuasi dan peninjauan kerusakan. Di Dusun ini, dampak gempa lebih signifikan. Sebanyak 17 rumah mengalami kerusakan ringan, dan dua rumah mengalami kerusakan sedang.
Fatimah (50), salah seorang warga Dusun Jungkur, menceritakan pengalaman mencekamnya saat gempa. “Saya lagi tidur, tempat tidur sampai bergoyang-goyang hebat. Suara di atas seperti gemuruh. Rumah saya terasa mau roboh,” kenangnya. Ia dan anaknya berupaya menyelamatkan diri di tengah kepanikan. “Saya dan anak saya berlari keluar rumah karena panik melihat rumah hampir ambruk,” tambahnya. Rumahnya kini diberi penyangga bambu untuk mencegah ambruk total.
Meskipun gempa hanya berlangsung singkat, guncangannya yang kuat membuat warga Dusun Jungkur panik dan berhamburan keluar rumah. Perbedaan dampak gempa di kedua dusun ini menunjukkan kerentanan yang berbeda terhadap guncangan, kemungkinan dipengaruhi oleh kondisi geologi tanah dan struktur bangunan di masing-masing lokasi. Kejadian ini menjadi pengingat pentingnya kesiapsiagaan menghadapi bencana alam.
