Guru Papua Diajak Investasi Saham: BEI Genjot Literasi Pasar Modal

Posted on

Bursa Efek Indonesia (BEI) Papua tengah gencar mendorong para guru di Tanah Papua untuk aktif berpartisipasi sebagai investor di pasar modal. Inisiatif strategis ini bertujuan untuk secara signifikan meningkatkan literasi dan inklusi keuangan di lingkungan pendidikan, menanamkan pemahaman investasi sejak dini.

Kepala BEI Papua, Kresna Aditya Payokwa, menegaskan bahwa langkah ini merupakan strategi fundamental dalam menumbuhkan budaya investasi yang sehat dan berkelanjutan di Tanah Papua. Menurutnya, peran guru sangat vital sebagai teladan sekaligus edukator utama bagi generasi muda. “Ketika guru memahami dan mempraktikkan investasi yang benar, mereka dapat menyampaikan ilmu secara lebih efektif kepada para siswa,” ungkap Kresna, dikutip dari Antara, Sabtu (25/10).

Kresna menambahkan, para guru merupakan role model yang berinteraksi langsung dengan anak-anak setiap harinya. Pemahaman mereka akan investasi yang benar adalah kunci untuk menanamkan literasi keuangan secara tepat sejak bangku sekolah. “Jika para guru paham investasi yang benar, maka literasi keuangan bisa ditanamkan dengan tepat sejak bangku sekolah,” tegasnya.

Untuk mewujudkan visi tersebut, BEI Papua meluncurkan program inovatif bernama ‘Guruku Investor Saham’. Program ini dirancang khusus untuk guru-guru di tingkat SMA, menyajikan pelatihan komprehensif mengenai literasi pasar modal serta memfasilitasi pembukaan rekening efek dengan mudah.

Melalui kolaborasi erat dengan galeri investasi edukasi yang tersebar di berbagai sekolah, setiap guru peserta program juga berkesempatan mendapatkan modal awal investasi dengan nilai maksimal Rp 500 ribu. Ini menjadi insentif tambahan untuk memulai perjalanan investasi mereka.

Edukasi intensif kepada para guru ini juga memegang peranan krusial dalam melindungi generasi muda dari ancaman investasi bodong dan maraknya judi online yang kerap menyasar kalangan pelajar. Dengan peningkatan pengetahuan guru tentang investasi yang sehat, proses pencegahan terhadap praktik merugikan tersebut dapat dilakukan lebih dini, lebih dekat, dan jauh lebih efektif, sebagaimana ditekankan oleh Kresna.

Kresna menegaskan, “Anak-anak harus dikenalkan pada pengelolaan keuangan yang sehat, bukan justru terjebak dalam tindakan spekulatif yang merugikan dan berpotensi menghancurkan masa depan mereka.”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *