Pada Minggu (12/10), Menteri Sosial Saifullah Yusuf, yang akrab disapa Gus Ipul, melakukan kunjungan penting ke Sekolah Rakyat Menengah Atas (SRMA) 13 di Sentra Terpadu Pangudi Luhur (STPL) Bekasi. Kunjungan ini bertujuan untuk memantau langsung perkembangan para siswa, yang merupakan bagian dari inisiatif Sekolah Rakyat. Meski merupakan hari libur, semangat di lingkungan sekolah tetap membara, ditandai dengan sambutan hangat dari jajaran Paskibra yang berbaris rapi. Turut hadir menyambut Gus Ipul adalah Kepala STPL Wahyu Dewanto, Kepala Sekolah SRMA 13 Bekasi Lastri Fajarwati, serta para wali asrama.
Setibanya di lokasi, Gus Ipul terpaku sejenak mengamati barisan Paskibra yang berdiri gagah di bawah sinaran matahari. Raut wajahnya memancarkan kebanggaan, seraya berucap, “Bagus sekali ini ya.” Memang, tim Paskibra SRMA 13 Bekasi ini bukanlah Paskibra biasa. Beranggotakan 30 siswa, mereka telah rutin berlatih sejak Agustus 2025, menjelma menjadi simbol kedisiplinan dan kebanggaan sekolah. Setelah menyaksikan demonstrasi baris-berbaris yang memukau, Gus Ipul melanjutkan agenda menuju aula untuk berdialog langsung dengan para siswa.
Di aula, Gus Ipul tidak hanya bertemu siswa SRMA 13 Bekasi, tetapi juga perwakilan Sekolah Rakyat lainnya dari berbagai daerah, termasuk SRMA 9 Jakarta, SRMA 10 Jakarta, SRMP 6 Jakarta, SRMA 12 Bogor, dan SRMP 10 Bogor. Kedatangan beliau disambut meriah oleh paduan suara yang terdiri dari 74 siswa dari keenam Sekolah Rakyat tersebut. Dengan suara harmonis, mereka membawakan lagu “Ayah Ibu Karena Mereka”, yang liriknya begitu menyentuh hati dan menciptakan suasana haru. Setelah penampilan yang memukau, Gus Ipul memberikan tepuk tangan meriah disertai senyuman hangat penuh apresiasi.
Dalam sesi dialog yang penuh kehangatan, Menteri Sosial Gus Ipul mengungkapkan rasa bangganya yang mendalam atas progres luar biasa yang telah dicapai selama tiga bulan penyelenggaraan program Sekolah Rakyat, yang dimulai sejak Juli 2025. Beliau menuturkan, “Saya hari ini ingin bertemu dengan kepala sekolah, para guru, anak-anak sekalian yang terus terang saya ikut bangga karena perkembangan proses belajar mengajar di SRMA ini berjalan dengan baik. Ada tantangan, ada dinamika, ada hal-hal yang terus kita perbaiki tapi Alhamdulillah bisa kita atasi dengan baik. Saya berterima kasih pada para kepala sekolah dan guru yang sudah bekerja dengan baik.” Ini menunjukkan komitmen kuat dalam menghadapi dan menyelesaikan setiap rintangan demi kemajuan pendidikan.
Gus Ipul mengenang momen pertemuannya pertama kali dengan para siswa, di mana banyak di antara mereka yang menunjukkan tanda-tanda kelelahan, anemia, dan kurangnya keteraturan hidup. Namun, kini, perubahan drastis terlihat jelas: wajah mereka berseri-seri, tubuh lebih sehat, dan perilaku menunjukkan tingkat kedisiplinan yang tinggi. Atmosfer dialog pun terasa akrab, dengan beberapa siswa berkesempatan berbagi pengalaman langsung di hadapan Menteri Sosial.
Salah satunya adalah Akbar (16), putra seorang pengemudi ojek online dari Bantar Gebang, yang dengan lugas menceritakan transformasinya selama tiga bulan menimba ilmu di Sekolah Rakyat. “Awalnya tidak terlalu bersemangat, tapi dukungan orang tua dan wali asuh membuat saya bersemangat. Di sini diajarkan disiplin, mandiri, komunikasi, dan adab. Sangat membantu sekali buat saya,” tuturnya. Senada dengan Akbar, Elvia Rahmah (15), putri seorang pemulung dengan cita-cita mulia menjadi Polwan, turut berbagi kebahagiaan. “Di sini saya dapat ilmu baru, punya teman banyak, dan bisa ikut ekskul. Rasanya bahagia sekali,” ungkapnya, menunjukkan betapa berharganya kesempatan yang ia dapatkan.
Tak hanya kisah inspiratif, Gus Ipul juga terkesima dengan penampilan artistik dari para siswa. Nazwa Naznin (15) dengan bangga membacakan puisinya yang berjudul “Jalan Ku Tempuh”, sebuah janji yang ia penuhi dari kunjungan Menteri Sosial sebelumnya. Puisinya secara indah menggambarkan perjalanan hidupnya menemukan makna perjuangan di Sekolah Rakyat. Kemeriahan bertambah saat Nurkholis Fauzi (17), siswa berbakat dari Condet, memukau hadirin dengan lagu “Don’t Worry” milik Tony Q. Gus Ipul tampak menikmati setiap nada, ikut menepuk tangan bersama siswa lain yang turut bernyanyi. Sesi dialog diakhiri dengan suasana syahdu, ketika Sabda Abdu Nurohman (15) melantunkan surat At Tin dan memimpin doa, membuat aula dipenuhi ketenangan dan kekhidmatan.
Mengakhiri kunjungannya, Gus Ipul melanjutkan peninjauan ke asrama dan ruang makan siswa, berinteraksi santai dengan para orang tua yang datang menjenguk. Senyumnya mengembang melihat momen kehangatan antara keluarga. Dengan penuh harapan, Gus Ipul berpesan kepada anak-anak yang sedang makan siang, “Mudah-mudahan nanti bulan November Bapak Presiden jadi ke sini ya. Baik-baik ya.” Pesan itu disambut antusias oleh para siswa yang kompak menjawab, “Siap. We love you, Bapak!” Sebagai informasi, SRMA 13 Bekasi yang telah aktif sejak Juli 2025, kini menjadi rumah bagi 189 siswa. Dan yang paling dinanti, pada November 2025 mendatang, Presiden Prabowo Subianto dijadwalkan akan meresmikan secara langsung penyelenggaraan Sekolah Rakyat rintisan di seluruh Indonesia, dengan SRMA 13 Bekasi terpilih sebagai titik lokasi pusat peresmian tersebut, menandai babak baru bagi pendidikan inklusif di Tanah Air.