Hamas Bebaskan Sandera: Gencatan Senjata, Titik Terang Perdamaian Timur Tengah?

Posted on

PIKIRAN RAKYAT – Setelah penantian penuh ketidakpastian selama lebih dari dua tahun, kabar gembira yang dinanti-nantikan akhirnya tiba: Hamas telah membebaskan seluruh 20 sandera Israel yang masih hidup dari penahanan di Gaza. Momen monumental ini menjadi titik terang setelah periode panjang penyanderaan yang menguras emosi dan harapan banyak pihak. Para sandera pertama-tama diserahkan kepada Palang Merah Internasional, sebelum kemudian disambut oleh pasukan Israel dan dipertemukan kembali dengan keluarga tercinta mereka, menandai akhir dari penderitaan yang panjang.

Dilansir The Guardian pada Senin, 13 Oktober 2025, berita pembebasan sandera ini memicu ledakan kegembiraan dan kelegaan yang meluas. Keluarga para sandera dan ribuan warga membanjiri “Hostages Square” di Tel Aviv, menyambut kabar ini dengan tangisan haru yang tak terbendung. Tayangan langsung televisi nasional secara mendalam merekam momen mengharukan ketika orang tua dan anak-anak yang terpisah selama lebih dari 700 hari akhirnya bisa saling memeluk erat. Sekitar 65.000 orang memadati lapangan utama di Tel Aviv untuk menyaksikan langsung prosesi emosional ini, sementara jutaan lainnya turut merasakan kelegaan dan harapan dari rumah mereka melalui siaran televisi.

Keluarga Omri Miran (48), salah satu sandera yang diculik dari Kibbutz Nahal Oz pada 7 Oktober 2023, mengungkapkan perasaan campur aduk antara kebahagiaan dan kelegaan yang mendalam. Dalam pernyataan resminya, mereka menyebut pembebasan ini sebagai “kemenangan seluruh bangsa Israel.” “Setelah hari-hari panjang penuh penderitaan, Omri akhirnya dapat memeluk kembali anak-anaknya, Roni dan Alma. Ini bukan sekadar kemenangan pribadi, melainkan kemenangan seluruh rakyat Israel,” tulis keluarga Miran. Mereka juga tidak lupa menyampaikan terima kasih yang tulus kepada pasukan keamanan dan seluruh prajurit yang telah berjuang tanpa henti dalam upaya pembebasan ini. “Kami masih berada di awal perjalanan pemulihan yang sulit, namun hari ini adalah awal dari penyembuhan dan persatuan bangsa,” tambah mereka, menyiratkan optimisme akan masa depan yang lebih baik.

Sementara itu, kebahagiaan serupa terpancar dari keluarga Matan Angrest (22), seorang prajurit yang ditangkap ketika tanknya diserang Hamas di dekat pagar Gaza. Mereka menyampaikan rasa syukur mendalam atas kembalinya sang anak, yang telah lama dinanti. Dalam kesempatan ini, mereka secara khusus mengucapkan terima kasih kepada Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan timnya atas dedikasi serta upaya diplomatik tak kenal lelah yang telah membuahkan hasil signifikan. “Kami bisa bernapas lagi. Anak kami telah kembali. Terima kasih sebesar-besarnya kepada Presiden Trump dan tim yang bekerja tanpa lelah demi pemulangan para sandera,” ujar keluarga Angrest dengan penuh haru.

Kemlu Buka Suara Usai Ramai Foto Prabowo di Baliho Israel: Posisi Indonesia Clear

Bersamaan dengan pembebasan sandera Israel, Pemerintah Israel juga menyetujui pembebasan 1.718 tahanan Palestina. Proses pembebasan para tahanan ini dijadwalkan berlangsung setelah serah terima 28 jenazah sandera Israel. Daftar nama tahanan Palestina yang akan dibebaskan telah disahkan semalam oleh para menteri sebagai bagian integral dari kesepakatan pertukaran tahanan. Kesepakatan penting ini dicapai dalam proses gencatan senjata yang dimediasi oleh Amerika Serikat, menandai langkah signifikan dalam upaya deeskalasi konflik dan pembangunan kepercayaan di antara kedua belah pihak.

Hamas sebelumnya telah merilis daftar 20 nama sandera hidup yang akan dilepaskan, semuanya laki-laki, yang memberikan kepastian pertama bagi banyak keluarga setelah dua tahun ketidakjelasan yang menyiksa. Pada Senin pagi, 13 Oktober 2025, pengumuman pembebasan tujuh sandera pertama oleh Palang Merah memicu sorak-sorai euforia di Tel Aviv. Antusiasme warga semakin memuncak tak lama kemudian, ketika kabar melintas bahwa pesawat kepresidenan Amerika Serikat, Air Force One, terlihat melintas di atas lapangan utama kota, menambahkan nuansa harapan dan dukungan internasional yang kuat.

Momen puncak dari upaya diplomatik ini adalah pidato bersejarah Presiden Donald Trump di parlemen Israel (Knesset) di Yerusalem. Saat tiba di gedung parlemen, Presiden Trump disambut dengan “standing ovation” yang meriah dari para anggota Knesset. Meskipun sempat terjadi interupsi singkat dari seorang anggota parlemen oposisi yang berteriak memprotes, situasi segera terkendali setelah petugas keamanan dengan sigap mengamankannya. “Maaf, Tuan Presiden,” kata Ketua Knesset, yang ditanggapi Trump dengan canda ringan, “Cepat juga penanganannya,” memicu tawa dan tepuk tangan panjang dari hadirin.

Dalam pidatonya yang penuh makna, Presiden Trump menyatakan bahwa perjanjian gencatan senjata ini bukan hanya menandai akhir dari perang di Gaza, tetapi juga “akhir dari era teror dan kematian.” Ia menyampaikan pesan optimisme yang kuat akan masa depan yang lebih cerah: “Ini adalah awal dari zaman iman, harapan, dan kedamaian. Hari ini menandai fajar baru di Timur Tengah,” ujarnya di hadapan Knesset. Gencatan senjata yang difasilitasi oleh Amerika Serikat ini memang menjadi titik balik krusial setelah dua tahun konflik yang menewaskan puluhan ribu orang di Gaza dan Israel. Dengan pembebasan sandera dan tahanan, ditambah dukungan diplomasi internasional yang intensif, harapan baru mulai menyelimuti kawasan. Hal ini membuka jalan bagi berakhirnya siklus kekerasan berkepanjangan yang telah lama membayangi Timur Tengah, menuju era pemulihan dan persatuan yang berkelanjutan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *