KONTAN.CO.ID – JAKARTA. PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk (HMSP) melaporkan kinerja kurang optimal pada semester I-2025, ditandai penurunan laba bersih dan penjualan. Laporan keuangan menunjukkan penjualan bersih mencapai Rp 55,17 triliun, turun 4,56% (YoY) dibandingkan Rp 57,81 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Penurunan ini juga berdampak pada laba bersih yang anjlok 35,82% menjadi Rp 2,12 triliun, jauh di bawah capaian Rp 3,31 triliun pada semester I-2024. Presiden Direktur Sampoerna, Ivan Cahyadi, menjelaskan penurunan laba bersih ini sebagian besar disebabkan oleh beban pajak satu kali untuk beberapa tahun fiskal sebelumnya yang dicatat pada kuartal II-2025 sesuai PSAK. Tanpa beban pajak ini, laba bersih HMSP relatif stabil dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Meskipun demikian, penurunan volume penjualan tetap menjadi perhatian. Volume penjualan turun 1,5% menjadi 39,3 miliar batang, akibat tren downtrading konsumen dari produk premium ke produk yang lebih murah. Ironisnya, HMSP berhasil meningkatkan pangsa pasar sebesar 0,8 poin menjadi 31%, mempertahankan posisinya sebagai pemimpin di industri tembakau nasional. “Kami bangga dapat meningkatkan pangsa pasar dan mempertahankan kepemimpinan di industri tembakau nasional,” ujar Ivan dalam keterangan resmi.
Ivan juga mengapresiasi kebijakan pemerintah yang tidak menaikkan tarif cukai pada 2025, serta berharap kebijakan ini berlanjut untuk mendukung pertumbuhan ekonomi, penyerapan tenaga kerja, penerimaan negara, dan kelangsungan usaha, termasuk menghadapi persaingan dari produk ilegal.
Analis dari berbagai lembaga sekuritas memiliki pandangan berbeda terkait kinerja HMSP. Muhammad Wafi dari Korea Investment & Sekuritas Indonesia menilai kinerja pendapatan dan laba bersih HMSP semester I-2025 masih di bawah ekspektasi, masing-masing baru mencapai 47,9% dan 44% dari target tahunan. Ia melihat potensi pertumbuhan dari penjualan heated tobacco units (HTU), meskipun kontribusinya saat ini masih kecil.
Sementara itu, Abdul Azis Setyo Wibowo dari Equity Research Kiwoom Sekuritas Indonesia menyatakan penurunan kinerja HMSP lebih tajam dari perkiraan pasar, dengan laba bersih merosot 35,82%. Ia mengamati penurunan hampir seluruh produk rokok, kecuali produk smoke-free yang mengalami peningkatan signifikan. Azis juga menekankan bahwa HTU masih membutuhkan waktu untuk menjadi penggerak utama kinerja HMSP, mengingat kontribusinya baru 2,5% dari total penjualan.
Rekomendasi Saham
Dari sisi rekomendasi saham, Azis merekomendasikan trading buy untuk HMSP dengan target harga Rp 555–Rp 580 dan level support Rp 525–Rp 520, menilai secara teknikal HMSP menunjukkan pola rebound. Sebaliknya, Wafi memprediksi harga saham HMSP berpotensi mencapai Rp 620 per saham, berdasarkan perkiraan rasio P/E historis rata-rata 17 kali.
HMSP Chart by TradingView